Puisi : Negeri Absurd yang Kucinta

  

Di negeri yang katanya makmur sentosa,  

Orang kaya tertawa, rakyatnya merana.  

Para menteri bicara soal ekonomi meroket,  

Tapi nasi di meja, tetap saja tak lengkap paket.  


Mereka bilang, "Sabar, kita sedang maju,"  

Tapi jalan berlubang tetap mengganggu.  

Katanya sekolah itu wajib dan penting,  

Namun biayanya bikin kantong kering.  


Di TV mereka sibuk berdebat,  

Membahas nasib rakyat yang melarat.  

Sementara di balik gedung megah,  

Mereka pesta anggaran dengan riang gelak.  


Para wakil rakyat naik gaji,  

Senyum lebar, perut membuncit sendiri.  

Tapi buruh menjerit, petani menangis,  

Harga pupuk naik, panenpun tragis.  


Hukum katanya tak pandang bulu,  

Namun keadilan kerap tersandung sepatu.  

Si maling ayam langsung diciduk,  

Koruptor miliaran dapat diskon hukuman yang redup.  


Anak-anak muda disuruh kreatif,  

Tapi peluang kerja makin miris.  

Katanya "Buka usaha, jadilah mandiri,"  

Tapi izinnya minta pelicin berkali-kali.  


Di negeri absurd yang kucinta,  

Janji manis lebih lezat dari fakta.  

Tiap pemilu mereka kembali merayu,  

Setelah menang, rakyat hanya debu.  


Namun rakyat tetap bersabar dan tabah,  

Hidup keras tapi tetap ramah.  

Karena negeri ini, meski sering meluka,  

Tetap kami cinta, meski dengan tertawa lara.  


𝟸𝟶,ғᴇʙ,𝟸𝟶𝟸𝟻

~ᴀʙᴀᴅ.ɪ




Postingan populer dari blog ini

PUISI : ᴛᴀɴʏᴀ ᴄɪɴᴛᴀ

Puisi : Bekas Luka Trauma Karya Reza Fahlevi

Puisi : Bukan Aku Yang Kau Butuhkan Karya Awan Hitam