Postingan

Menampilkan postingan dari Februari 24, 2025

PUISI : ᴛᴀɴʏᴀ ᴄɪɴᴛᴀ

 "ᴛᴀɴʏᴀ ᴄɪɴᴛᴀ" ᴅɪ sᴇʙᴜᴀʜ ᴛᴀᴍᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴛᴇɴᴀɴɢ, ᴅᴜᴀ ʜᴀᴛɪ ʙᴇʀᴛᴇᴍᴜ. sᴇᴏʀᴀɴɢ ᴡᴀɴɪᴛᴀ ᴅᴀɴ sᴇᴏʀᴀɴɢ ᴘʀɪᴀ ᴅᴜᴅᴜᴋ ᴅɪ ʙᴀɴɢᴋᴜ, sᴀʟɪɴɢ ʙᴇʀᴛᴀᴛᴀᴘᴀɴ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴍᴀᴛᴀ ᴘᴇɴᴜʜ ᴛᴀɴᴅᴀ ᴛᴀɴʏᴀ.   ᴡᴀɴɪᴛᴀ:   ᴋᴀᴜ ᴅᴀᴛᴀɴɢ ʙᴇɢɪᴛᴜ sᴀᴊᴀ,   ᴛᴀɴᴘᴀ ᴊᴀɴᴊɪ, ᴛᴀɴᴘᴀ sᴜᴀʀᴀ,   ᴍᴇᴍʙᴀᴡᴀ ʜᴜᴊᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴʏᴇᴊᴜᴋᴋᴀɴ,   ɴᴀᴍᴜɴ, ᴍᴇɴɢᴀᴘᴀ ᴀᴅᴀ ʀᴀsᴀ ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴɢɢᴀɴᴊᴀʟ ᴅɪ ʜᴀᴛɪ?   ᴘʀɪᴀ:  ᴀᴋᴜ ᴅᴀᴛᴀɴɢ, ᴋᴀʀᴇɴᴀ ᴀᴋᴜ ᴛᴀᴋ ʙɪsᴀ ᴘᴇʀɢɪ,   sᴇᴛɪᴀᴘ ʟᴀɴɢᴋᴀʜ ʏᴀɴɢ ᴋᴜᴛᴇᴍᴘᴜʜ,   sᴇʟᴀʟᴜ ᴋᴇᴍʙᴀʟɪ ᴘᴀᴅᴀᴍᴜ.   ᴍᴜɴɢᴋɪɴ ᴀᴋᴜ ʙᴜᴋᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʀʙᴀɪᴋ,   ᴛᴀᴘɪ ʜᴀᴛɪᴋᴜ sᴜᴅᴀʜ ʟᴀᴍᴀ ᴍᴇᴍɪʟɪʜ.   ᴡᴀɴɪᴛᴀ:   ᴛᴀᴘɪ, ᴍᴇɴɢᴀᴘᴀ ᴛᴀᴋ ᴘᴇʀɴᴀʜ ᴋᴜᴋᴀᴛᴀᴋᴀɴ?   ᴀᴅᴀ ᴊᴀʀᴀᴋ ʏᴀɴɢ ᴛᴀᴋ ᴘᴇʀɴᴀʜ ᴋɪᴛᴀ sᴇʟᴀᴍɪ,   ᴀᴅᴀ ᴋᴀᴛᴀ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʀsᴇᴋᴀᴛ ᴅɪ ʙɪʙɪʀ,   ᴍᴇɴɢᴀᴘᴀ ᴋɪᴛᴀ ʜᴀɴʏᴀ ᴅɪᴀᴍ ᴅᴀʟᴀᴍ ᴋᴇʀᴀᴍᴀɪᴀɴ ɪɴɪ?   ᴘʀɪᴀ:  ᴍᴜɴɢᴋɪɴ ᴋᴀʀᴇɴᴀ ᴋɪᴛᴀ ᴛᴀᴋᴜᴛ ᴋᴇʜɪʟᴀɴɢᴀɴ,   ᴛᴀᴋᴜᴛ ᴊɪᴋᴀ ᴋɪᴛᴀ ᴍᴇɴɢᴜɴɢᴋᴀᴘᴋᴀɴ,   ʀᴀsᴀ ɪɴɪ ᴍᴇɴᴊᴀᴅɪ ʙᴇʙᴀɴ,   ᴅᴀɴ ᴋɪᴛᴀ ᴛᴀᴋ ʙɪsᴀ ʟᴀɢɪ ᴋᴇᴍʙᴀʟɪ sᴇᴘᴇ...

PUISI : ᴀʏᴀʜ, ɪᴢɪɴᴋᴀɴ ɢᴀᴅɪs ᴋᴇᴄɪʟᴍᴜ ᴘᴀsʀᴀʜ

 ᴀʏᴀʜ, ɪᴢɪɴᴋᴀɴ ɢᴀᴅɪs ᴋᴇᴄɪʟᴍᴜ ᴘᴀsʀᴀʜ.  ᴀʏᴀʜ, ᴅɪ ᴀɴᴛᴀʀᴀ ʀɪʙᴜᴀɴ ᴍᴀʟᴀᴍ ʏᴀɴɢ sᴜɴʏɪ   ᴀᴋᴜ ᴍᴀsɪʜ ᴍᴇɴᴄᴀʀɪ ᴊᴇᴊᴀᴋ ʟᴀɴɢᴋᴀʜᴍᴜ ᴅᴀʟᴀᴍ ᴍɪᴍᴘɪ   ᴍᴇɴɢɪɴɢᴀᴛ ɢᴇɴɢɢᴀᴍᴀɴ ᴛᴀɴɢᴀɴᴍᴜ ʏᴀɴɢ ᴅᴜʟᴜ ᴇʀᴀᴛ   ᴍᴇʀᴀsᴀᴋᴀɴ ᴅᴇᴋᴀᴘᴍᴜ ʏᴀɴɢ sᴇʟᴀʟᴜ ʜᴀɴɢᴀᴛ   ɴᴀᴍᴜɴ, ᴀʏᴀʜ, ᴡᴀᴋᴛᴜ ᴛᴇʀᴜs ʙᴇʀʟᴀʀɪ   ᴀᴋᴜ ᴛᴜᴍʙᴜʜ, ᴅᴜɴɪᴀ ᴘᴜɴ ʙᴇʀɢᴀɴᴛɪ   ᴀᴅᴀ ʟᴜᴋᴀ ʏᴀɴɢ ᴛᴀᴋ ʙɪsᴀ ᴋᴜʜɪɴᴅᴀʀɪ   ᴀᴅᴀ ʀɪɴᴅᴜ ʏᴀɴɢ ᴛᴀᴋ ʙɪsᴀ ᴋᴜᴏʙᴀᴛɪ   ᴛᴇʀᴋᴀᴅᴀɴɢ ᴀᴋᴜ ɪɴɢɪɴ ʙᴇʀʜᴇɴᴛɪ sᴇᴊᴇɴᴀᴋ   ᴍᴇʟᴇᴘᴀs ʟᴇʟᴀʜ ᴅɪ ᴘᴀɴɢᴋᴜᴀɴᴍᴜ ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴᴇɴᴀɴɢᴋᴀɴ   ᴛᴀᴘɪ ᴀᴋᴜ ᴛᴀʜᴜ, ʜɪᴅᴜᴘ ᴛᴀᴋ sᴇʟᴀʟᴜ ᴛᴇɴᴛᴀɴɢ ᴋᴇᴍʙᴀʟɪ   ᴋᴀᴅᴀɴɢ, ᴋɪᴛᴀ ʜᴀʀᴜs ᴍᴇʟᴀɴɢᴋᴀʜ ᴍᴇsᴋɪ sᴇɴᴅɪʀɪ   ᴀʏᴀʜ, ɪᴢɪɴᴋᴀɴ ɢᴀᴅɪs ᴋᴇᴄɪʟᴍᴜ ᴘᴀsʀᴀʜ   ʙᴜᴋᴀɴ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴʏᴇʀᴀʜ, ʙᴜᴋᴀɴ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴋᴀʟᴀʜ   ᴛᴀᴘɪ ᴀɢᴀʀ ᴀᴋᴜ ʙɪsᴀ ᴍᴇɴᴇʀɪᴍᴀ ᴋᴇɴʏᴀᴛᴀᴀɴ   ʙᴀʜᴡᴀ ᴛᴀᴋ sᴇᴍᴜᴀ ʜᴀʟ ʙɪsᴀ ᴋᴜɢᴇɴɢɢᴀᴍ ᴅᴀʟᴀᴍ ᴛᴀɴɢᴀɴ   ᴊɪᴋᴀ sᴜᴀᴛᴜ ʜᴀʀɪ ᴀᴋᴜ ᴋᴇʜɪʟᴀɴɢᴀɴ ᴀʀᴀʜ   ᴊɪᴋᴀ ʟᴀɴɢᴋᴀʜᴋᴜ ɢᴏʏᴀʜ ᴅɪ ᴛᴇɴɢᴀʜ ɢᴇʟᴏᴍʙᴀɴɢ ᴘᴀsʀᴀʜ   ᴀᴋᴜ ʜᴀɴʏᴀ ɪɴɢɪɴ ᴋᴀᴜ ᴛᴀʜ...

puisi: ^^Bu, Aku gagal

  ^^Bu, Aku ɢᴀɢᴀʟ^^ -------------------------------------------------------------------- --- Bu, aku pulang dengan kepala tertunduk,   Langkahku berat, seperti diikat kenangan yang patah.   Di tanganku tak ada piala,   Di dadaku tak ada kebanggaan,   Hanya seonggok luka yang tak berani kuceritakan.   Bu, aku gagal.   Kudengar orang-orang berbisik,   *"Anak itu bukan siapa-siapa."*   Mereka tertawa di belakang punggungku,   Dan aku diam, membiarkan suaraku tenggelam dalam malu.   Dulu aku datang kepadamu dengan cerita kemenangan,   dengan bintang-bintang kecil di genggaman,   dan kau tersenyum bangga sambil berkata,   *"Anakku hebat, anakku kuat."*   Tapi kini aku pulang dengan tangan kosong,   dengan mata yang berat oleh air mata yang kutahan.   Bu, aku mengecewakanmu, bukan?   Aku yang kau doakan setiap malam,...

Cerpen : kehidupan ku yang rusak.

 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Berhari-hari aku dan Dara hanya mengandalkan belas kasih dari orang-orang sekitar. Tidur beralaskan sajadah, makan dari sisa-sisa sedekah. Aku mencoba terlihat kuat di depan Dara, tapi kenyataannya, aku takut. Takut bagaimana jika dia sakit, bagaimana jika aku gagal melindunginya?   Dara yang masih kecil tak mengerti betapa keras dunia ini. Dia hanya menurut saat aku menggenggam tangannya, membawanya ke mana pun aku pergi. Aku harus mencari uang, secepatnya.   Awalnya aku hanya membantu orang-orang di sekitar masjid. Membersihkan halaman, mengangkat barang, apa pun yang bisa memberiku receh. Tapi itu tak cukup.   Sampai akhirnya, seseorang menawarkanku "pekerjaan". Katanya, mudah dan cepat dapat uang. Aku ragu, tapi saat itu aku tak punya pilihan. Dara butuh makan. Aku butuh uang untuk berobatnya.   Dan begitulah, dari seorang bocah polos yang tak tahu apa-apa, aku berubah. Aku mulai menyusuri jalan yang bahkan tak p...

PUISI : Negeri Para Juara

 Negeri Para Juara ~~~~ Selamat datang di negeri para juara,   Tempat di mana pemimpin berlagak dewa,   Janji melimpah, realita punah,   Rakyat disuruh sabar, meski perut sudah parah.   Mereka bilang kita kaya raya,   Tanah subur, tambang di mana-mana,   Tapi kenapa yang makmur segelintir saja?   Sedang yang lain mengais di sisa pesta?   Keadilan di sini bukan soal benar salah,   Tapi soal siapa yang punya kuasa dan modal.   Si kaya tersenyum, si miskin mengeluh,   Si pejabat tertawa, si buruh mengaduh.   Sekolah digembar-gemborkan sebagai solusi,   Tapi masuknya butuh uang sakti.   "Anak bangsa harus pintar dan kritis!"   Tapi kalau protes, malah ditindih.   Kesehatan dijamin katanya,   Asal kau punya uang berjuta-juta.   BPJS lambat, antrean tak karuan,   Tapi kalau pejabat, langsung diselamat...

PUISI : PETINGGI PETINGGI BUTA

 Heyy para pejabat pejabat laknattt!!!   Apa kau pikir istana megahmu akan selamanya berdiri?   Sementara pondasi negeri ini sudah lapuk sendiri!   Kami di sini, di sudut gelap yang kau lupakan,   Menjerit dalam sunyi, mengutuk dalam kehampaan!   Heyy para pejabat pejabat laknattt!!! Apa kau tidak mencium bau lapar kami?   Perut yang melilit, bibir yang kering, mata yang mati!   Sementara kalian berpesta di meja perjamuan,   Kami di sini mengais remah harapan!   Sampai kapan kau terus berlagak bisu?   Menutup telinga dengan emas yang kau curi dariku?   Apa kau pikir rakyat ini hanya angka?   Hanya statistik yang bisa kau reka-reka?   Kami bukan debu yang bisa kau sapu,   Kami bukan bayangan yang bisa kau lupakan!   Kami bukan boneka yang bisa kau gerakkan,   Kami adalah badai yang siap menerjang!   Maka lihatlah, w...