Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 17, 2025

DIALOG : Luka Dan Sarkas Cinta Karya RR

  Luka dan sarkas cinta Perempuan: Oh, kau datang lagi dengan senyum penuh dusta? Aku sudah lelah dengan kata-kata manis yang kau buang sia-sia. Dulu, mereka semua janji, "Aku tak akan menyakitimu," Tapi lihat, kini aku hancur, potongan hatiku berserakan di lantai. Apa kau kira kau beda? Semua pria sama—cuma kemasan kosong, janji palsu. Hatiku bukan tempat untuk permainan bodoh, Jadi berhentilah berpura-pura jadi pahlawan yang tak pernah kuminta. Pria: Ya, aku tahu, kau anggap aku badut yang selalu salah, Mencintaimu meski tahu aku hanya bahan tertawaan. Lucu, bukan? Aku masih di sini, walau luka-luka itu semakin dalam. Tapi tak apa, aku tetap berdiri, meski rasa sakit ini menelanku hidup-hidup. Cinta bagimu hanya permainan catur, Tapi aku, bodoh, terus maju, meski kau abaikan. Aku bukan pahlawan, aku hanya pria bodoh, Yang percaya bisa mengubah hatimu, meski tak pernah ada harapan. Perempuan: Luluh? Kau pikir aku terpesona dengan dongeng murahanmu? Lukaku ini nyata, dan aku ...

DIALOG : Di Sini, Aku Membutuh Sepi Karya: Aip Orlandio

Disini Aku Membutuh Sepi Karya Aip Orlandio Puan: Malam ini langit redup tanpa bulan dan bintang. Gerimis turun menghantarkan petrikor. Persis malam itu, suatu hari di bulan Maret. Pertama kita bertemu di kedai kopi milikmu. Kita saling tersipu, ingin menatap lebih lama tapi pandangan harus dijaga. Setelah mati rasa yang begitu lama. Bertemu kamu membuat degup dadaku kembali kehilangan ritmenya. Tuan: Gerimis selalu jadi tanda, ada jiwa-jiwa yang teriris. Seperti kata, yang mampu mewakili segalanya. Bahagia dan kesedihan. Perpisahan dan pertemuan. Ketika beberapa baris yang basah oleh air mata, bermuara pada sebuah samudra—yang ternyata mengalir deras di matamu. Tepat, ketika kita mulai menyebut nama masing-masing, lalu mencoba untuk menguasai debar jantung yang mulai berirama beda. Puan: Kehangatan kedai kopimu meresap dalam dada. Kemudian jemariku tanpa sadar mulai menjejak beberapa kata.  Aku dilanda cinta. Sepertinya semesta turut merestui rasa yang sedang merekah di antara kit...

PUISI : Sajak Potret Keluarga Karya W.S Rendra

SAJAK POTRET KELUARGA Oleh W.S. Rendra Tanggal lima belas tahun rembulan. Wajah molek bersolek di angkasa. Kemarau dingin jalan berdebu. Ular yang lewat dipagut naga. Burung tekukur terpisah dari sarangnya. Kepada rekannya berkatalah suami itu : “Semuanya akan beres. Pasti beres. Mengeluhkan keadaan tak ada gunanya. Kesukaran selalu ada. Itulah namanya kehidupan. Apa yang kita punya sudah lumayan. Asal keluarga sudah terjaga, rumah dan mobil juga ada, apa palgi yang diruwetkan ? Anak-anak dengan tertib aku sekolahkan. Yang putri di SLA, yang putra mahasiswa. Di rumah ada TV, anggrek, air conditioning, dan juga agama. Inilah kesejahteraan yang harus dibina. Kita mesti santai. Hanya orang edan sengaja mencari kesukaran. Memprotes keadaaan, tidak membawa perubahan. Salah-salah malah hilang jabatan.” .................... Tanggal lima belas tahun rembulan Angin kemarau tergantung di blimbing berkembang. Malam disambut suara halus dalam rumputan. Anjing menjenguk keranjang sampah. Kucing ber...

PUISI : Pesan Untuk Hujan Karya Sandy Lin Parlent

PESAN UNTUK HUJAN Oleh Sandy Lin Parlent Hujan.. Kedatanganmu membawa dingin yang menusuk qalbu Perlahan merasuki jiwa Menenggelamkan puing-puing perasaan Yang telah lama membangkai Hujan.. Aku mohon padamu sekali ini saja Jangan pernah kau biarkan bangkai perasaan yang telah lama terkubur Hanyut bersama derasnya air yang engkau bawa Karena bagiku Kenangan itu adalah motivasi Kenangan itu adalah indah Kenangan itu adalah semangat hidupku Kenangan itu adalah sebuah prahara Hujan.. Mengapa? Mengapa kau buat aku jadi begini? Mengapa kedatanganmu begitu berarti? Hingga membuat aku lupa Akan siapa diri ini yang sebenarnya Lalu jatuh bersama air dan terhanyut oleh harapan Yang tak mungkin tertembus oleh ruang dan waktu Hujan.. Inikah balasanmu untukku? Kau hanyutkan semua harapanku Tak ada satupun yang tersisa Mencoba merangkai kisah baru yang mengerikan bagiku tapi.. Tapi sekali lagi ku mohon padamu Kembalikan kenangan itu Biarkan aku hidup bersamanya Biarkan ia tetap bersamanya dalam kesen...

Puisi : Noda Rindu Karya Rocky P. Sianipar

  NODA RINDU Oleh Rocky P. Sianipar Mata ku yang lusuh masih sukar tuk terpejam Hanya bersandar di tepi malam tak berunggun Menyusun lamun untuk langkah yang tak pasti Hati yang syahdu masih pilu.. Membakar hujan dalam warna yang menghias kencana raja.. Gelap malam takan pudar dalam gulita walau hujan terus merintik. membasahinya penuh asa Rindu itu pun tak bersair.. meremuk jantung yang terus berdetak tak bernada Bukan aku yang menunggu... Bukan aku yang mandang sosok perkasa yang kan datang dalam cerita Lantas kenapa resah terus memaksa. menghujam hati yang terbalut cinta sang penawar Aku rindu...... Namun itu hanya kata Pemilik arti dari kata yang mendalam Rindu itulah yang tertawa... menari lihai di atas pahit yang menyiksa Mungkinkah hukuman dari rindu ku yang ternoda Sejenak merambat... Nalar ku masih berfikir tajam mencari tempat untuk kisah yang belum tuntas Adakah hari esok pembawa jawab.. dari tanya sang pujangga tentang arti yang sejati Yang pasti bukan dimalam ini dan b...