Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 28, 2025

Puisi : Wanita Virtual Karya Selena

  Wanita virtual Karya selena  Di antara cahaya layar lembut yang bersinar, Kau menari dalam bayang-bayang tak terduga, Senyum manis yang terukir di hati setiap pria, Seolah dunia ini hanya milikmu, seutuhnya. Kisah-kisahmu terjalin dalam setiap pesan, Setiap huruf adalah bait yang menyentuh jiwa, Di balik avatar, kau ukir harapan dan kerinduan, Kau, ratu virtual, berkuasa dalam keheningan. Namun, di balik semua tawa dan candamu, Ada kesepian yang mengintai di sudut hati, Seperti bintang jatuh yang tak pernah bersinar, Kau mencari cinta dalam bayang-bayang tak pasti. Berbagai wajah, setiap cerita unik, Di balik monitor, mereka menggoda hatimu, Tapi apakah mereka melihatmu, sepenuhnya? Atau hanya mencintai refleksi yang kau ciptakan? Saat malam tiba, dan semua terdiam, Kau terjebak dalam labirin pikiran, Apakah cinta itu nyata atau sekadar ilusi? Mengapa hati ini bergetar dalam keraguan? Setiap ketikan adalah janji yang tak terucap, Setiap panggilan adalah harapan yang membara,...

Puisi : Cinta Di Ujung Jari Karya Selena

  Cinta di Ujung Jari Karya : Selena Di tengah malam yang sunyi, Kau hadir dengan senyummu yang manis, Seolah bintang jatuh, mengisi ruang hampa, Namun, hatimu adalah bayangan, Ketika cahaya pagi datang, Kau lenyap, tak tertinggal jejak. Seperti angin yang berbisik lembut, Kau datang dan pergi, tanpa suara, Mencintaiku hanya untuk sejenak, Sebagai pelarian dari sepi yang menghimpit, Menggenggamku seperti mainan, Kemudian membuang saat rasa pudar. Kau bilang cinta, Namun hanya sesaat, Di antara tawa dan canda, Kau hancurkan harapan yang kuanyam, Dengan janji yang tak pernah kau pegang, Seperti embun yang menguap saat mentari. Apakah hatimu terbuat dari es? Ataukah kau hanya mencariku di sela waktu? Kau lukiskan cerita, Dengan tinta yang mudah pudar, Tapi aku, dalam setiap detik, Menunggu hujan, menanti pelangi. Satu bait penuh harapan, Satu bait penuh luka, Kau jadikan cinta ini, Sebagai bahan untuk mengisi kekosongan, Dan aku, bodoh, Terjebak dalam permainanmu. Kau adalah bayangan ...

Puisi : Dalam Sepi Yang Terisi Karya Selena

  Dalam Sepi yang Terisi Karya Selena Di antara cahaya senja yang redup, Kita bertemu, dua jiwa yang keliru, Kau datang seperti hujan yang terhenti, Menyentuh hati ini, namun tak sepenuh jiwa. Kau adalah bayangan di sudut ruang, Temani langkah di saat sunyi melanda, Namun saat tawa kita bergema, Seperti pasir dalam genggaman, hilang tanpa makna. Kau bawa harapan di dalam senyummu, Tetapi di balik itu, ada rasa hampa, Kita berbagi cerita, meski tanpa rasa, Bagaikan dua bintang, terpisah di langit yang sama. Saat malam datang, dan bintang berkelip, Aku berharap kau adalah cahaya, Namun semakin larut, semakin jelas, Kau hanya ilusi, pengisi waktu semata. Kita berlayar di lautan sepi, Dengan perahu yang bocor, tanpa arah, Kau berjanji akan menuntun, Tetapi kau sendiri tersesat dalam gelap. Setiap detik bersamamu, seperti bayangan, Tak pernah sepenuhnya milik kita, Kau meraih tanganku, tapi hatimu jauh, Seperti angin, tak dapat ditangkap, hanya terasa. Kita beradu pandang, namun seringk...

Puisi : Paradoks Senja Buta Karya Aip Orlandio

 *PARADOKS SENJA BUTA* Kalut marut pikiranku malam ini. Entah mengapa aku pun tak tahu pasti. Mungkin karena aku membencimu, atau aku mungkin aku terlalu mencintaimu. Pikiranku beramuk, kedua rasa bergantian mengisi benak. Aku bahkan tak mau tahu, sudah lelah payah raga ini menahan gelisah. Aku tak mengerti sihir apa yang telah mempengaruhiku. Seperti melihat asam, ingin sekali kucumbu dirimu. Aku bahkan tak mengerti mengapa dan bagaimana. Apakah karena bulu matamu yang bagai seraut jatuh? Atau hadirmu yang telah mengisi sepiku? Mungkin aku takkan pernah tahu. Ingin sekali aku bertanya padamu. Apa maksudmu datang dihidupku? Mengapa kau selalu mengganggu pikiranku dengan tutur manismu? Meski bersuluh menjemput api, setidaknya takkan kuharapkanmu kembali. Jujurlah padaku, akan ku tenggak kembali rasa itu habis. Sebentar pagi, sebentar malam. Kau buatku gundah tak beralasan. Ku coba pergi, namun bibirmu yang bergetah buatku kembali. Apa yang akan ku dapat jika ku bersamamu? Tak terbay...

Puisi : Remang Karya Aip Orlandio

*REMANG* Kalau kamu ingin tahu bagaimana kabarku saat ini, maka lebih baik kamu jangan tahu. Aku yakin jawabanku bukan yang kamu inginkan. Kamu hanya ingin memastikan apakah nyawaku masih menyala atau sudah redup sajakan? Lantas kalau nanti ini padam, apa yang akan kamu lakukan? Jangan lagi bertanya pada apa yang sudah kamu letakan dengan sedemikian rupa. Nyatanya, berpuluh-puluh musim yang kita habiskan tidak mampu membuat kita kekal. Pada akhirnya kamu memilih untuk tidak membiarkan letupan itu berpijar lebih lama. Kamu membiarkan aku menikmatinya sendiri sampai mencekik ragaku kesekian. Saat itu aku mulai mempertanyakan benang di antara kita, akankah ini terbentang lebih panjang atau harus berakhir di sini saja. Dan kamu hanya memberiku beban untuk kujawab seorang sendiri. Kamu membiarkan kepalaku penuh dengan rinai hujan yang tidak sudah-sudah. Kamu membiarkan aku sendirian menempuh jalan keluar. Dan kamu hanya diam.  Maka ini sudah mutlak, kita tidak perlu melanjutkannya. Ayo ...