Postingan

Menampilkan postingan dari Juni 1, 2025

Suara Dari Demokrasi Karya : Indie Sunandri

 Suara dari demokrasi Karya : Indie sunandri Dari kota aleppo hingga jakarta Gerakan separatisme mencuat Dinasti byzantium Utsmaniyah Menjadi reruntuhan tak tersisa Kaum borjuis dengan revolusinya Memulai perang terbesar sejarah  Sang raja tergusur dari tahtanya Dipenggal pada bagian kepala Periode awal demokrasi baru  Sistem raja mulai ditinggalkan Rengasdengklok menjadi acuan Tan malaka seperti dalam bayang Di ikat lalu ditembak tanpa makam Negara memulai era baru demokrasi Di tunggangi para manusia berdasi Jeruji besi bisa menjadi alat tukar Untuk pihak sendiri atau oposisi Papan catur mulai di ambil kendali Negara menganut sistem demokrasi Mana sini, semua bisa, asal di bayar Rakyat di kebiri suara di gembosi Pendidikan berjalan tanpa tujuan Semakin bodoh, semakin senang  Kalau susah, ya tinggal berhutang Wajah ibu pertiwi yang berbudaya Mereka berbusana tapi lupa negara Menjadi tunduk kekuatan partainya Semua berdalih, ini demi demokrasi Entah untuk siapa dan ba...

Sesobek Buku Harian Indonesia Karya Emha Ainun Najib

 Sesobek Buku Harian Indonesia Karya : Emha Ainun Najib Melihat pentas-pentas drama di negeriku berjudul Pesta Darah di Jember Menyerbu Negeri Hantu Putih di Solo Klaten, Semarang, Surabaya dan Medan Teror atas Gardu Pengaman Rakyat di Bandung Woyla. Ah, ingat ke hari kemarin pentas sandiwara rakyat yang berjudul Komando Jihad Ingat Malari. Ingat beratus pentas drama yang naskahnya tak ketahuan dan mata kita yang telanjang dengan gampang dikelabui dan dijerumuskan Ah, drama-drama total yang tanpa panggung melainkan berlangsung di atas hamparan kepala-kepala penonton Darah mengucur, kembang kematian. Bau busuk air liur para sutradara licik yang bersembunyi di hati mulia para rakyat. Drama peradaban yang bermain nyawa mencumbu kemanusiaan berkelakar secara rendahan kepada Tuhan Kita orang-orang yang amat lugu dan tak tahu Pikiran disetir Hidung dicocok dan disemprot parfum Pantat disodok dan kita meringkik-ringkik tanpa ada maknanya Kita yang terlalu polos dan pemaaf beriuh rendah di...

Sajak Putih Karya : Chairil Anwar

 Sajak Putih Oleh : Chairil Anwar Bersandar pada tari warna pelangi Kau depanku bertudung sutra senja Di hitam matamu kembang mawar dan melati Harum rambutmu mengalun bergelut senda Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba Meriak muka air kolam jiwa Dan dalam dadaku memerdu lagu Menarik menari seluruh aku Hidup dari hidupku, pintu terbuka Selama matamu bagiku menengadah Selama kau darah mengalir dari luka Antara kita Mati datang tidak membelah .. buat tunanganku Mirat bersandar pada tari warna pelangi kau depanku bertudung sutra senja di hitam matamu kembang mawar dan melati harum rambutmu mengalun bergelut senda sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba meriak muka air kolam jiwa dan dalam dadaku memerdu lagu menarik menari seluruh aku hidup dari hidupku, pintu terbuka selama matamu bagiku menengadah selama kau darah mengalir dari luka antara kita Mati datang tidak membelah... Buat Miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri, dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di alam ini! Kucup...

Nyanyian Kebebasan Atawa Boleh Apa Saja Karya : KH. Mustofa Bisri

 NYANYIAN KEBEBASAN ATAWA BOLEH APA SAJA Karya : KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) Merdeka! Ohoi, ucapkanlah lagi pelan-pelan Merdeka Kau ‘kan tahu nikmatnya Nyanyian kebebasan Ohoi, Lelaki boleh genit bermanja-manja Wanita boleh sengit bermain bola Anak muda boleh berkhutbah dimana-mana Orang tua boleh berpacaran dimana saja Ohoi, Politikus boleh berlagak kiai Kiai boleh main film semau hati Ilmuwan boleh menggugat ayat Gelandangan boleh mewakili rakyat Ohoi, Dokter medis boleh membakar kemenyan Dukun klenik boleh mengatur kesejahteraan Saudara sendiri boleh dimaki Tuyul peri boleh dibaiki Ohoi, Pengusaha boleh melacur Pelacur boleh berusaha Pembangunan boleh berjudi Penjudi boleh membangun Ohoi, Yang kaya boleh mengabaikan saudaranya Yang miskin boleh menggadaikan segalanya Yang di atas boleh dijilat hingga mabuk Yang di bawah boleh diinjak hingga remuk Ohoi, Seniman boleh bersufi-sufi Sufi boleh berseni-seni Penyair boleh berdzikir samawi Muballigh boleh berpuisi duniawi Ohoi, Si anu ...

Kamuflase Rasa Karya : Indie Sunandri

 Kamuflase Rasa Karya : Indie Sunandri Impian adalah duka cita melukiskan Menyisakan ruang pena untuk puan  Menyusun kata dalam hal lamunan Hadiah terindah untuk melukiskan  Banyak pertengkaran berakhir duka Dalam sudut pandang jauh di mata Literasi berjalan membalas belaka  Banyak pelaku memainkan drama  Nyanyian kalbu bahasa cakrawala Tapi sastra lebih dari sekedar kata  Purwarupa terbesar ini mahakarya  Aksara merupakan bagian manusia Kembali ke titik awal yaitu bercerita  Mata pena hadir sebagai solusinya  Berbisik nestapa tertidur cempaka  Bersemayam dalam doa air mata  Anindita menata dawai hati asmara  Tusukan terindah pemburuan dosa  Seikat ladang mawar kalbu bahasa Dalam setiap ucap meracuni jiwa  Ambigu antara candu atau membisu  Meski sayatan ini memenuhi waktu  Kebohongan membinasakan kalbu Kala roda bertemu bukan merindu  Lantai langit jingga indah imajinasi  Bagaskara menyapa para pem...

Bidadari Tanpa Kepala Karya : Indie Sunandri

 Bidadari tanpa kepala Karya : Indie sunandri Pada pemberhentian pertama, tak ada lagi cinta atau sebuah kalimat ucapan fatamorgana, teruntuk puisi ketenangan hati ini berbicara  Mulai terusik akan arti cinta, ia mengerti akan kehadirannya, bidadari itu tengah tersenyum lewat kerutan di wajahnya luka yang berbekas adalah bencana Bidadari itu tidak lagi memiliki sayap Kesedihan seperti duka kecemasan Cahayanya memudar terkikis waktu Sinarnya hilang pudar oleh kegelapan  Ia mengalami dilema yang begitu besar antara sandiwara atau lekuk senyuman, menggambarkan tentang arti keikhlasan harumnya menusuk tepat ke dalam dada Bidadari menangis berlinang air mata  Kecantikan purwarupa bidadari surga Meski sudah tak mempunyai kepala Ia telah merenggut sebagian dirinya  Perkenalan adalah racun yang bisa sangat membunuh, dan perpisahan seperti obat yang awalnya pahit, tapi berakhir manis, karena yang lepas, akan tetap sama.