Postingan

Menampilkan postingan dari Februari 15, 2025

Puisi : Sepenggal Tulisan Patah Hati Karya Aip Orlandio

  Sepenggal Tulisan Patah Hati Karya: Aip Orlandio  Hari ini adalah salah satu bagian dari ratusan hari yang di dalamnya aku mengharapkanmu. Di pelupuk matamu aku jauh terjatuh, tak pernah sekalipun kamu menangkapku secara utuh. meskipun pelupuk netraku beserta korneanya tak pernah gagal untuk mengenalimu teduh, namun ia tak cukup pandai untuk merekayasa realitanya bahwa yang terlihat adalah aku hanyalah pilihan. Bukan tujuan. Mungkin kamu sesekali harus belajar untuk berhenti bilang bahwa akulah yang kau pilih. kamu harus tahu, Aku tidak mau menjadi kesayanganmu, aku ingin menjadi satu-satunya. Kamu pula juga harus mengetahui bahwa menyayangimu bukanlah pilihan, itu keputusan. Hati bukan untuk dipilih, kan?  Ketika kini aku telah terlampau mencintaimu, dalam perjalanan ini aku menyadari bahwa menuju hatimu tidak hanya memiliki satu jalur, dengan segala rintangannya, melainkan beragam; dengan berbagai iklim perasaan dan percabangannya. Ah, barangkali hatimu serupa gunung;...

Puisi : Antitesa Karya Aip Orlandio

  ANTITESA Karya: Aip Orlandio  Adakala dimana paras mungilmu yang begitu meluluhkan jiwa,  lentik matamu yang mengaburkan dunia, suara lembutmu yang mengawang, melintasi angkasaku yang kian merah muda, merenggut percayaku. # April '18, sudut langit kian memburam dipenghujung bulan. Semilir angin menerpa masyarakat di Utara desa. Sorai riang siswa kelas 6 terdengar begitu hangat di lubuk telinga. Surat pemberitahuan wisata telah dibagikan, menandakan udara segar akan segera menelusuk pipi-pipi kami, bocah-bocah pra puber yang antusias betul ingin melihat dunia. Segera pikiran kami semua mengawang jauh, membayangkan hal apa yang akan kita lakukan nanti. Entah itu sendirian, entah itu bersama-sama,  atau entah ketika aku melihatnya untuk yang terakhir, sebagai penaruh ingin dengan bunga yang telah layu. # aku melihatmu, sebagai sosok yang memantik api lara diatas sukma membumihanguskan siar rasa ku, begitu liar tawa kelam merudung segala frasa cinta yang berdengung jiw...

Puisi : Aku Jatuh Hati Lagi Karya Lm & Aip Orlandio

  AKU JATUH HATI LAGI Karya: LM & Aip Orlandio Detik waktu terus berbunyi. Aku terdiam dalam sepi. Merajut tiap kata demi kata untukku jadikan puisi. Atau sekumpulan bait-bait yang mati. Tapi yang jelas ada hal yang ingin aku tulis; untukmu. Nona, rangkaian aksara ini—berisikan doa-doa baik kepada Tuhan. Juga tentang kau yang sebegitu memukau mata—membuatku jatuh hati untuk kesekian kalinya. Nona, kala pertama kali aku mengenalmu. Degup ini berdebar menggila. Aku membisu dengan segala hal yang kau punya. Perasaanku selayaknya sebuah bunga-bunga yang bermekaran, seperti kupu-kupu yang betebaran. Nona, ku suka bola matamu; begitu indah. Memancarkan ketulusan yang membuatku betah berlama-lama menatap, yang membuatku mengajak sang kuasa berbincang ditengah malam yang gelap. Tak lupa ku lantunkan doa kepada-Nya. Semoga kelak, kau pemilik bola mata yang membuatku meletakkan harap, bisa menjadi pelengkap. Mengubah yang ganjil menjadi genap.  Bahkan mungkin lebih dari itu, Nona. A...

Puisi : Aku Ingin Lupa Karya LM & Aip Orlandio

  AKU INGIN LUPA Karya: LM & Aip Orlandio Setiap malam, aku berbisik pelan kepada Tuhan agar kau hilang dan membias dari ingatan. Agar tak ada lagi malam—penuh riuh oleh rindu yang tak terbalaskan. Serta biar aku terbiasa melihatmu berbahagia dengan dia yang kau jadikan tujuan. // Sungguh aku ingin lupa. Pada segala sesuatu yang kau beri kala itu; pelukan, kecupan juga lembutnya belaian tanganmu yang mampu hilangkan resah yang ada. Sungguh aku ingin lupa. Pada tiap perjalanan yang kita lalui, pada pertemuan yang selalu kita syukuri, pada apa-apa saja yang kita jadikan tempat untuk memadu kasih.  Sungguh aku ingin lupa. Pada sepucuk perpisahan yang meninggalkan luka, mengundang derai air mata dan segala bentuk penyasalan yang ada di dalamnya. Sungguh aku ingin lupa. Pada janji-janji yang terkhianati , pada mimpi saling menggenapi tapi malah ditinggal pergi, pada banyaknya angan yang dipaksa mati.  Sungguh aku ingin lupa.  Pada kebodohanku yang membiarkanmu pergi b...

Puisi : Paradoks Senja Buta Karya Aip Orlandio

  Paradoks Senja Buta Karya: Aip Orlandio Kalut marut pikiranku malam ini. Entah mengapa aku pun tak tahu pasti. Mungkin karena aku membencimu, atau aku mungkin aku terlalu mencintaimu. Pikiranku beramuk, kedua rasa bergantian mengisi benak. Aku bahkan tak mau tahu, sudah lelah payah raga ini menahan gelisah. Aku tak mengerti sihir apa yang telah mempengaruhiku. Seperti melihat asam, ingin sekali kucumbu dirimu. Aku bahkan tak mengerti mengapa dan bagaimana. Apakah karena bulu matamu yang bagai seraut jatuh? Atau hadirmu yang telah mengisi sepiku? Mungkin aku takkan pernah tahu. Ingin sekali aku bertanya padamu. Apa maksudmu datang dihidupku? Mengapa kau selalu mengganggu pikiranku dengan tutur manismu? Meski bersuluh menjemput api, setidaknya takkan kuharapkanmu kembali. Jujurlah padaku, akan ku tenggak kembali rasa itu habis. Sebentar pagi, sebentar malam. Kau buatku gundah tak beralasan. Ku coba pergi, namun bibirmu yang bergetah buatku kembali. Apa yang akan ku dapat jika ku be...

Puisi : Noumina Karya Aip Orlandio

  NOUMINA Karya: Aip Orlandio Peduli apa kita dengan perlupaan-perlupaan Aku ingin mengingat banyak hal  Membantunya bersepatu dan kembali bersilaju Kembali menjadi tubuh Kembali menjadi utuh Imanen Aku mengingat terakhir kali kerapuhan sangat tuntas bersemayam dengan segala keahliannya Sekulen Aku ingin menanam banyak hal lagi setelahnya Menaruh di pinggir jendela, menyapa dan disapa ketika pagi yang dimulai dan yang baru akan selesai Mega-mega Kau tangkap Aku menangkap Kita saling memberi hasil tangkapan dengan disiplin yang dapat kita siapkan Peduli apa kita dengan perlupaan-perlupaan Aku mau menjadi ingatan Yang baik dan patut dipertahankan

Puisi : Garis Takdir Yang Menyedihkan Karya Aip Orlandio

  GARIS TAKDIR YANG MENYEDIHKAN Karya: Aip Orlandio Maret membawa jejak-jejakmu berserakan di beranda rumah. Menyisakan aroma bisu dari heningnya ritual obrolan panjang di larutnya malam. Menerbangkan kenangan lakon manis yang berharap diperankan sampai akhir pertunjukkan. Mengabarkan semilir kerinduan dan seutas sesal di sebalik senyuman. Aku telah gagal mencintaimu dengan cara yang kau inginkan sementara kau pun gagal memahami caraku mencintaimu. Kau mengaku terus diabaikan sedang aku merasa sudah terlalu sering berkorban. Kita bersumpah bahwa bersama hanyalah siksaan namun lebih buruk setelah bersepakat saling meninggalkan. Kita sebenarnya ingin mempertahankan namun harga diri lebih diutamakan. Ego menang lalu kita tenggelam dalam lautan penyesalan.   Terlambat sudah. Tiada yang bisa diperbaiki sedari awal. Begitulah kita menerima garisan takdir yang meninggalkan lubang besar penuh kesakitan setiap tarikan nafas. Menyedihkan! // Jakarta, 07 Maret 2023 | 00.10 WIB

Puisi untuk orang tua karya Bolong

 Azan subuh bangun kan aku dari tidur Sejenak aku ngumpulin nyawa, yang bertebaran dalam mimpi panjang Satu per satu aku coba ingat,  merangkai dalam Satu cerita, cerita indah di langit malam tadi Kenapa begitu sepi, begitu hening Tak ada lagi yang bangunkan aku Tak ada lagi yang mengelus elus kepalaku Sambil berbisik di telingaku "nak bangunlah, nanti rejekinya di patuk ayam" Tak ada lagi yang aku liat pintu di buka oleh seorang lelaki tangguh yang baru pulang dari masjid Tak ada lagi.... Mama aku rindu...Papa aku kangen... Aku tak kuat berjalan di muka bumi ini tanpamu. Berjalan dalam keramaian menusuk sepi ke jantung sanubari, merobek alam sadarku  Ternyata aku telah sendiri, benar benar sendiri Maa..aku butuh pelukanmu ketika aku menangis dalam kekecewaan di khianati oleh orang orang tak berperasaan Aku butuh kamu mama.... Pa...aku butuh nasehatmu ketika aku salah memilih jalan, ketika aku terjatuh dalam  perjalanan ku menuju istana yg kau buat untukku Aku butuh ...

Puisi : For Someone Karya Bolong

 Setelah sekian lama kau pergi... Tiba tiba aku ingat sesuatu tentangmu Tapi ini bukan kangen, apa lagi harap Ada sesuatu yang mengganjal di hati Keputusanmu untuk meninggalkanku Sepertinya itu bukan kau yang aku kenal Aku sangat mengenalmu, sampai ke relung hatimu yang paling dalam Hmmmmmm... (Menghelai nafas) Hey...sedang apa kau... Kau pasti sedang memandangi air di dalam danau belakang rumahmu Aku tau apa yang kau lakukan Mulai dari bangun tidur hingga kau tertidur kembali Aku terbiasa dengan rutinitas mu Desahan nafasmu, gelak tawamu sampai aroma tubuhmu sangat aku kenal... Aku bahkan mengenalmu dari pada aku mengenal diriku sendiri... Hmmmmm....(Mengelai nafas) Tiba tiba saja aku mendengar kan lagu yang sering kau nyanyikan.. Dulunya lagu itu biasa biasa saja, tapi koq jadi indah aku dengerin sekarang... Aku baru sadar, ternyata aku tak romantis Aku baru  sadar, aku begitu dingin Dan aku baru sadar kau meninggalkanku karena ini semua Maafkan aku kalau aku tak romantis...