Puisi : Sepenggal Tulisan Patah Hati Karya Aip Orlandio

 Sepenggal Tulisan Patah Hati
Karya: Aip Orlandio 


Hari ini adalah salah satu bagian dari ratusan hari yang di dalamnya aku mengharapkanmu. Di pelupuk matamu aku jauh terjatuh, tak pernah sekalipun kamu menangkapku secara utuh. meskipun pelupuk netraku beserta korneanya tak pernah gagal untuk mengenalimu teduh, namun ia tak cukup pandai untuk merekayasa realitanya bahwa yang terlihat adalah aku hanyalah pilihan. Bukan tujuan. Mungkin kamu sesekali harus belajar untuk berhenti bilang bahwa akulah yang kau pilih. kamu harus tahu, Aku tidak mau menjadi kesayanganmu, aku ingin menjadi satu-satunya. Kamu pula juga harus mengetahui bahwa menyayangimu bukanlah pilihan, itu keputusan. Hati bukan untuk dipilih, kan? 


Ketika kini aku telah terlampau mencintaimu, dalam perjalanan ini aku menyadari bahwa menuju hatimu tidak hanya memiliki satu jalur, dengan segala rintangannya, melainkan beragam; dengan berbagai iklim perasaan dan percabangannya. Ah, barangkali hatimu serupa gunung; puncaknya seperti dekat yang tak terjangkau, teraih tapi tak tergenggam. aku bukanlah salah satu penjelajahnya, Dan aku mesti rela. Sialnya, dirimbunnya hatimu, di tengah-tengah belantaranya aku tersesat, lebih dalam aku tersesat. 


Hari ini adalah salah satu bagian dari ratusan hari yang di dalamnya aku tak pernah alpa memaklumimu, yang datang sebab terluka dan kecewa, kemudian sering pergi karena bosan untuk dijaga. Semudah itulah aku dihadapanmu. Segila itu pula aku dalam memaklumimu. Aku tak pernah memiliki hati seluas ini, selapang ini, secandu ini soal memaafkan, menerima, dan mencintai. Dengan hati seluas ini, aku ingin sekali membaginya padamu, yang kehilangan banyak ruang dalam hati sebab seseorang terlalu banyak kau ijinkan masuk. 


Di sebuah ruang sunyi, yang terbalut warna-warni kesepian dan kehilangan; sisa perjuangan bertepuk sebelah tangan, air mata demi air mata berjatuhan, sementara rindu demi rindu berlarian. Terlihat seseorang mengangkat pena berteman aksara, ia mulai memberi jiwa pada setiap kosakatanya, begini tulisannya: 


“Hari ini adalah salah satu bagian dari ratusan hari aku memaklumimu, pada pertukaran rasa yang tak seimbang, pada keputusanmu yang selalu berujung bimbang, pada sakit hatiku yang kembali siap untuk kujelang, pada maafmu yang selalu berulang. biar kuputuskan sekarang.  


Tidak selamanya aku tidak bisa mengatakan tidak. Tidak selamanya pula cinta menang melawan luka. Untuk hidupku, meski susah, biarlah aku belajar untuk berbalik arah. Ini bukan awal dan akhir, bukan pula tentang memulai dan mengakhiri, lebih dari itu yaitu tentang menjalani, memutuskan, dan mendewasa dalam kosakata ‘pilihan’.  


Hari ini adalah salah satu bagian dari lembaran hidupku, yang dimana aku mulai belajar untuk memutuskan labuhan selanjutnya hidupku. Sekarang untuk hidupku aku tak lagi menjadikanmu sebagai pertimbangan.” 


//


Jakarta, 09 Oktober 2023

Postingan populer dari blog ini

PUISI : ᴛᴀɴʏᴀ ᴄɪɴᴛᴀ

Puisi : Bekas Luka Trauma Karya Reza Fahlevi

Puisi : Bukan Aku Yang Kau Butuhkan Karya Awan Hitam