Monolog : Balada Sumarah Karya Tentrem Lestari

BALADA SUMARAH


Dewan hakim yang terhormat

Dewan hakim yang terhormat!

Dewan hakim yang terhormat ...!

Perkenankan saya meralat ucapan jaksa


Nama saya, Sumarah!

Menjadi budak, buruh dan babu sudah menjadi pilihan hidup saya

Bertahun-tahun saya menjilati kaki orang, merangkak dan hidup di bawah kaki orang

Bertahun-tahun saya tahan mulut saya, saya lipat lidah saya agar tidak bicara

Karena bicara berarti bencana bagi perut saya, perut si mbok dan bencana pula bagi para majikan


Jadi tolong!

Dewan hakim yang terhormat

Kali ini izinkan saya mendongak dan membuka suara

Jangan ditanya dan jangan dipotong 

Kalau waktu berhenti saya akan diam

Saya akan diam ... selamanya


Sejak kecil 

Saya tidak pernah berani mendongakkan wajah

Apalagi di Karang Sari

Desa tempat saya dilahirkan


Pak Kasirin

Guru madrasah saya penah menerangkan:


"Pembunuhan para jendral itu, dilakukan sekelompok orang yang sangat keji, yang tergabung dalam organisasi pee kaa ii ... 

PKI itu benar-benar biadab! untuk itu dihapus dan dilarang berkembang lagi, seluruh antek PKI dihukum."


/

"Heh, bapaknya si Sumarah itu kan PKI?"

" Iyoo too? "

" Iyo"

"Dulu itu, bapaknya si Sumarah diciduk sama tentara, makanya jangan dekat-dekat sama si Sumarah, nanti bisa-bisa kena ciduk kena tangkap, hee ... modyaar"


"Kata siapa bapak saya PKI? kata siapa Suliman PKI. Bapak saya bukan PKI. Bapak saya ... buukan PKI"


Bener kata si mbah

Seharusnya, bapak itu

Ngak usahlah deres kelapa

Ngak usah jadi sopir andong

Ngak usahlah nyetor gula ke den wasto

Lihat!? Lihat akibatnya 

Bapak saya jadi ikut-ikutan di ciduk

Setelah den Wasto diseret oleh tentara


/

Pak Hakim

Kalau memang bapak saya bersalah

Lantas apa iya, saya, si embah dan si embok harus menanggung dosa itu selamanya

Dikucilkan, dirampas hak-hak kami

Selalu terdepak di negeri sendiri


/

Suatu hari

Saya bekerja bersama juragan beras

Dia bernama Bujurwati

Dari bekerja di juragan beras itu

Saya berkenalan dengan seorang lelaki

Yang kemudian, saya jatuh cinta padanya ...

Namanya mas Edi, dia seorang tentara

Cinta saya semakin bersemi

Manakala saya tahu, ternyata mas Edi juga menaruh hati pada saya

Rasanya hati saya melambung tinggiiii sekali ...


Tapi untuk kemudian!

Kembali terdepak dan jatuh ke jurang yang curam

Saya tak bisa meneruskan hubungan saya dengan mas Edi

Saya tak bisa menikah dengan mas Edi

Mas Edi mundur teratur setelah mengetahui sejarah keluarga saya

Sebagai tentara, haram jadah hukumnya jika memiliki istri seperti saya

Rasanya! rasanya saya ingin lari 

Saya ingin lari di mana bayangan bapak tidak lagi dapat menguntit hidup saya

Akhirnya melalui perantara seorang calo

Saya mendaftar sebagai seorang TKW

Segala syarat saya penuhi

Mulai dari biaya kelurahan, Depnaker, kantor Imigrasi, Biro tenaga kerja dan segala tetek bengik lainnya 

Yang ternyata! begitu panjaaang sekali ....


Akhirnya!

Jadilah saya 

Sumarah binti Suliman

Seorang TKW, dengan predikat nem tertinggi

Jadi budak ... di negeri orang


Cos sinus tangen differensial jadi mesin cuci

Archimedes jadi teori menyentrika baju

Dikotil monokotil jadi irama kain Feel

Teori pidato jadi omelan para majikan


Mana ... 

Mana cerita pak Kasirin 

Tentang pribadi bangsa Indonesia 

Yang adiluhung ramah tamah gotong royong kekeluargaan

Mana ...

Ternyata! segalanya hanya bisa dibeli dengan uang

Segalanya!

Hanya bisa dibeli dengan uang


Pak Hakim.

Saya pikir, dengan menjadi seorang TKW hidup saya bisa berubah

Saya pikir, saya bisa bermetamorfosa dari ulat menjadi kupu-kupu yang indah


Tapi ternyata Pak Hakim

Ternya! Sumarah tetap saja kandas

Di balik jubah-jubah majikan saya

Di balik cadar-cadar hitam majikan saya

Saya di siksa, gaji saya setahun hilang

Dan saya Pak Hakim 

Saya di perkosa 

Saya di perkosaaa ....


Tapi Pak Hakim

Saya harus berani mendongakkan kepala

Ludahi muka orang yang merendahkan saya

Mengambil pisau untuk kemudian saya hunuskan mata pisau ke jantung hatinya


Majikan itu Pak Hakim

Saya bunuh!


Dewan Hakim yang terhormat

Inilah Saya

Nama saya Sumarah

Saya, siap Mati!


Karya: *Tentrem Lestari*

Postingan populer dari blog ini

PUISI : ᴛᴀɴʏᴀ ᴄɪɴᴛᴀ

Puisi : Bekas Luka Trauma Karya Reza Fahlevi

Puisi : Bukan Aku Yang Kau Butuhkan Karya Awan Hitam