Puisi : Aku Benci Kesepian Karya Khoirul Triann


Aku nggak suka keramaian 

tapi Aku juga benci kesepian 

setidaknya aku butuh satu orang untuk bisa mengerti 

sama isi kepala yang gak pernah mau diam

Aku benci kesepian 

lebih-lebih ketika aku harus melewati hari yang tanpa arah 

kaki sudah lelah melangkah Tapi tetap saja tujuannya nggak ada 


Aku benci kehilangan 

kini hilang membuat aku sendirian 

Semua orang pergi dengan membawa ceritanya masing-masing 

sedang aku masih di sini menikmati lara dari orang-orang lancang yang datang sembarangan 

kali ini aku benar-benar tengah kesepian 

aku memandangi hari yang terus berjalan dan berputar tanpa poros 

melihatnya perlahan luruh dan runtuh ke dalam belahan bumi paling sedih 


di sini banyak mimpi yang harus menjadi nyata 

tapi aku nggak punya siapa-siapa buat berbagi ketika satu persatu mimpiku perlahan runtuh 

aku menyedihkan bak manusia paling malang di muka bumi 

tinggal sisa diri sendiri yang jiwanya hampir ikutan pergi 

dan raganya pun tengah pengabdi tuntut untuk mandiri 

semua berlalu 

diriku juga 

semuanya hilang 

mungkin aku juga 


aku sering egois mengesampingkan mauku demi maunya mereka 

hanya demi semua orang mau bertahan tetap ada disampingku 

nyatanya kini semua hilang 

dan aku bingung 


dewasa kini arahnya harus kemana ya? 

Apakah ada dewasa yang menyenangkan 

Seperti dulu waktu usiaku 10 tahun 

dan tengah gemar bermain air hujan di depan rumah 

dengan riuh dan ramainya pertemanan 

juga tanpa beban yang harus aku selesaikan seperti kali ini 


kali ini berat, sungguh ini berat 

aku sendirian, sedang masalah aku keramaian 

ini terlalu ramai 

terlalu rumit 

rendam, 

Temaram, 


mimpi mana lagi yang bisa jadi nyata sekarang ini 

Tidakkah sudah ku kejar sejauh mungkin kalaupun itu akan menjadi nyata 

tidakkah akan ku upayakan sampai mati kalaupun itu akan menjadi milikku 

Nyatanya kini aku miliki hanya diri sendiri 

yang batang lehernya sudah berpenat untuk jadi tumpuan 

kini ia sering sekali mengeluh banyak yang ngilu 

sebab dewasa menjadikan yang terang memudar cahayanya 

seperti itu hidup sekarang 


hanya punya sedikit cahaya redup 

yang tinggal menunggu waktunya saja untuk padam 

susah payah aku menjaganya 

sedang manusia seenaknya mematikannya 

kini aku hilang 

hilangnya kali ini tidak main-main 

seperti lilin yang selesai jadi penerang 

dan gelap 

sepertinya akan abadi dalam kemalangan 


sungguh 

aku kesepian 


Kalianda, 10 April 2023

Postingan populer dari blog ini

PUISI : ᴛᴀɴʏᴀ ᴄɪɴᴛᴀ

Puisi : Bekas Luka Trauma Karya Reza Fahlevi

Puisi : Bukan Aku Yang Kau Butuhkan Karya Awan Hitam