Puisi : Cinta Di Ujung Jari Karya Selena


Di tengah malam yang sunyi,

Kau hadir dengan senyummu yang manis,

Seolah bintang jatuh, mengisi ruang hampa,

Namun, hatimu adalah bayangan,

Ketika cahaya pagi datang,

Kau lenyap, tak tertinggal jejak.


Seperti angin yang berbisik lembut,

Kau datang dan pergi, tanpa suara,

Mencintaiku hanya untuk sejenak,

Sebagai pelarian dari sepi yang menghimpit,

Menggenggamku seperti mainan,

Kemudian membuang saat rasa pudar.


Kau bilang cinta,

Namun hanya sesaat,

Di antara tawa dan canda,

Kau hancurkan harapan yang kuanyam,

Dengan janji yang tak pernah kau pegang,

Seperti embun yang menguap saat mentari.


Apakah hatimu terbuat dari es?

Ataukah kau hanya mencariku di sela waktu?

Kau lukiskan cerita,

Dengan tinta yang mudah pudar,

Tapi aku, dalam setiap detik,

Menunggu hujan, menanti pelangi.


Satu bait penuh harapan,

Satu bait penuh luka,

Kau jadikan cinta ini,

Sebagai bahan untuk mengisi kekosongan,

Dan aku, bodoh,

Terjebak dalam permainanmu.


Kau adalah bayangan yang menggodaku,

Rasa yang tak pernah kau sungguhkan,

Di balik senyummu, tersimpan rahasia,

Cinta ini hanyalah ilusi,

Kau buat aku berlari,

Tanpa tahu arah tujuan.


Dalam setiap sentuhmu,

Ada rasa yang membara,

Namun saat ku genggam erat,

Kau menghilang dalam sekejap,

Menjadi debu yang tertiup angin,

Meninggalkan bekas, tapi tak ada makna.


Kini aku belajar,

Bahwa cinta bukan sekadar permainan,

Bukan sekadar hiasan di dinding,

Tapi sebuah komitmen yang tulus,

Yang tak hanya mengisi waktu,

Tapi merangkul jiwa, dalam kesetiaan.


Kau mungkin tak mengerti,

Bahwa hatiku bukanlah mainan,

Yang bisa kau ambil dan kembalikan,

Cinta ini mengalir dalam nadi,

Dan kini aku pergi,

Menjauh dari bayangmu yang samar.


Dalam perjalanan ini,

Ku bawa semua luka,

Ku rajut kembali mimpi yang patah,

Dan temukan cinta sejati,

Yang tidak hanya ada saat kau butuh,

Tapi selalu ada, dalam pelukan waktu.


Kau adalah pelajaran yang teramat berharga,

Tentang cinta yang tulus dan penuh arti,

Kini aku bebas,

Dari belenggu cinta yang tak berarti,

Mencari cahaya yang hakiki,

Dalam diri yang baru, yang berani.

Postingan populer dari blog ini

PUISI : ᴛᴀɴʏᴀ ᴄɪɴᴛᴀ

Puisi : Bekas Luka Trauma Karya Reza Fahlevi

Puisi : Bukan Aku Yang Kau Butuhkan Karya Awan Hitam