Puisi : Cintaku Tegar Tengkuk Karya Aip Orlandio
Puan, aku tidak ingin menyerah. Aku akan berusaha lebih keras. Aku tak ingin berakhir dengan menyesali sebuah keputusan. Jika pada akhirnya gagal, itu bukan karena aku menyerah. Bukan karena aku tak berusaha, tapi barangkali bukan aku yang kamu inginkan. Aku tidak ingin memaksakan sesuatu yang tidak kamu mau. Aku tidak ingin memaksamu menerimaku. Aku tidak ingin memaksakan perasaanku dalam bentuk apa pun dan kepada siapa pun.
Puan, jika barangkali usahaku membuatmu terketuk, dan akhirnya kamu merasa bahwa aku cukup baik untukmu, aku ingin kita hidup bersama. Merawat apa pun yang nanti kita miliki, memperjuangkan apa pun yang ada di depan nanti. Aku ingin mencintaimu dengan kedewasaan yang kuketahui. Dengan memberi kesempatan pada masing-masing kita untuk terus tumbuh dan menghindari penyesalan. Aku ingin mencintaimu dengan kesungguhan, dengan kesempatan yang tak pernah aku miliki sebelumnya. Kesempatan yang sejak aku mengenalmu, inilah hal yang kunanti-nantikan.
Puan, aku akan bekerja keras, berubah, menjadi lebih baik, menjadi seseorang yang tak sulit untuk kamu cintai, seseorang yang membuatmu tak perlu bekerja keras dan menyimpan bermacam-macam perasaan. Tapi jika setelah semua usaha yang kulakukan gagal, jika setelah semua waktu yang kuhabiskan tak cukup membuatmu percaya, bukankah aku tak punya pilihan selain menerimanya? Lagi-lagi bukan karena aku menyerah, dan bukan karena aku berhenti mencintaimu. Aku hanya mencoba bertransaksi, dan kamu bebas menentukan apa dan kepada siapa sesuatu yang akan kamu hargai dan kamu tawarkan.
Puan, aku akan tetap mencintaimu, tetap mencintaimu, dan tetap mencintaimu. Sampai nanti kamu memintaku untuk berhenti melakukannya. Meskipun itu pun tak akan cukup. Kamu harus menghancurkan hatiku terlebih dahulu. Kamu harus menghapus sebagian alasan hidupku terlebih dahulu. Cobalah kalau bisa. Mungkin akan lebih berat daripada kamu berusaha mencintaiku balik. Tapi aku akan tetap mencintaimu.
//
Jakarta, Februari 2023.