Puisi : Dalam Sepi Yang Terisi Karya Selena


Di antara cahaya senja yang redup,

Kita bertemu, dua jiwa yang keliru,

Kau datang seperti hujan yang terhenti,

Menyentuh hati ini, namun tak sepenuh jiwa.


Kau adalah bayangan di sudut ruang,

Temani langkah di saat sunyi melanda,

Namun saat tawa kita bergema,

Seperti pasir dalam genggaman, hilang tanpa makna.


Kau bawa harapan di dalam senyummu,

Tetapi di balik itu, ada rasa hampa,

Kita berbagi cerita, meski tanpa rasa,

Bagaikan dua bintang, terpisah di langit yang sama.


Saat malam datang, dan bintang berkelip,

Aku berharap kau adalah cahaya,

Namun semakin larut, semakin jelas,

Kau hanya ilusi, pengisi waktu semata.


Kita berlayar di lautan sepi,

Dengan perahu yang bocor, tanpa arah,

Kau berjanji akan menuntun,

Tetapi kau sendiri tersesat dalam gelap.


Setiap detik bersamamu, seperti bayangan,

Tak pernah sepenuhnya milik kita,

Kau meraih tanganku, tapi hatimu jauh,

Seperti angin, tak dapat ditangkap, hanya terasa.


Kita beradu pandang, namun seringkali kosong,

Kata-kata manis itu, hanyalah permainan,

Kau mengisi ruang, namun bukan dengan cinta,

Hanya suara hampa, dalam keheningan malam.


Di antara harapan dan kenyataan,

Kita terjebak dalam skenario yang sama,

Seperti film yang tak pernah usai,

Kita menunggu akhir yang tak kunjung tiba.


Oh, kasih, seandainya kita bisa berhenti,

Berhenti mengejar bayang-bayang semu,

Mungkin kita bisa menemukan diri,

Di luar kesepian yang membelenggu.


Tapi aku mengerti, kita adalah penumpang,

Dalam kereta yang tak pernah berhenti,

Kau dan aku, hanya titipan waktu,

Mencari makna di antara kesedihan yang tak berujung.


Mungkin suatu saat, kita akan berpisah,

Kembali ke jalan masing-masing,

Dengan hati yang lebih ringan,

Meninggalkan segala yang tak berarti.


Saat itu, izinkan aku tersenyum,

Mengingat setiap detik yang kita lalui,

Meski tak ada cinta di antara kita,

Kau adalah pelajaran, dalam sepi yang terisi.

Postingan populer dari blog ini

PUISI : ᴛᴀɴʏᴀ ᴄɪɴᴛᴀ

Puisi : Bekas Luka Trauma Karya Reza Fahlevi

Puisi : Bukan Aku Yang Kau Butuhkan Karya Awan Hitam