PUISI : DIBALIK PANGGUNG KEKUASAAN

-

DI BALIK PANGGUNG KEKUASAAN


DI GEDUNG TINGGI, BERKILAU KACA DAN BETON,

PARA PEMIMPIN DUDUK, BERWAJAH PENUH KEBOHONGAN,

BICARA TENTANG RAKYAT, TAPI LUPA AKAN TUJUAN,

MENGGAPAI TAHTA DENGAN TANGAN PENUH KELICIKAN.


DI ATAS MIMBAR, MEREKA MENYUARAKAN JANJI,

DEMI KEMAKMURAN, MEREKA KATA, KITA ABADI,

NAMUN DI BALIK SENYUM ITU, ADA BISIKAN SUNYI,

KEUNTUNGAN PRIBADI, DI ATAS PENDERITAAN HATI.


WAHAI MEREKA YANG BERKEKUASA, TINGGI DAN MEGAH,

MUNGKINKAH KALIAN LUPA PADA YANG DI BAWAH?

RAKYAT YANG HIDUP DALAM SERBA KEKURANGAN,

SEDANG KALIAN TERTAWA DI ATAS TUMPUKAN UANG.


DENGAN KATA-KATA INDAH, KALIAN PENUHI ANGAN,

TENTANG PERUBAHAN, TENTANG SEBUAH HARAPAN,

NAMUN PADA KENYATAANNYA, HANYA ADA PENANTIAN,

MENUNGGU JANJI YANG TAK KUNJUNG DILAKSANAKAN.


DI PASAR, DI KAMPUNG, DI JALANAN YANG KOTOR,

MEREKA YANG MISKIN HANYA BISA BERHARAP,

NAMUN PARA PENGUASA SIBUK BERDEBAT,

TENTANG KURSI DAN TAHTA YANG INGIN MEREKA PEREBUTKAN.


KALIAN BERPAKAIAN SUTRA, BERBICARA TENTANG RAKYAT,

NAMUN TANGISAN MEREKA HANYA TERDENGAR SAMAR,

DI MANA SUARA MEREKA DI GEDUNG YANG MEWAH ITU?

APAKAH KALIAN BENAR-BENAR MENDENGAR, ATAU HANYA PURA-PURA TAHU?


PEMILU DATANG, KALIAN BERLOMBA MENAWARKAN SUARA,

BERI KAMI INI, BERI KAMI ITU, KATANYA BEGITU BERHARGA,

TAPI SAAT MEREKA SUDAH TERPILIH, KALIAN BERUBAH RUPA,

BERSANDIWARA DENGAN KEBIJAKAN YANG KOSONG BELAKA.


KETIKA RAKYAT BUTUH PERTOLONGAN, KALIAN DIAM SERIBU BAHASA,

KETIKA MEREKA BERTANYA, KALIAN MALAH SIBUK DENGAN DOSA,

OH, BETAPA INDAHNYA DUNIA KALIAN YANG PENUH HIASAN,

NAMUN ITU SEMUA HANYALAH TOPENG UNTUK MENUTUPI KEBUSUKAN.


LALU KALIAN BERBICARA TENTANG KEADILAN DAN DEMOKRASI,

MENGHUJAT MEREKA YANG BERBEDA, YANG TAK SEPAHAM DENGAN VISI,

NAMUN KEADILAN ITU HANYALAH PERMAINAN KATA,

SEMENTARA KALIAN BERMAIN DI ATAS PENDERITAAN YANG TAK TERHINGGA.


DARI ATAS PODIUM, KALIAN SEBUT KATA "PRO RAKYAT",

NAMUN TINDAKAN KALIAN JUSTRU MERUSAK HARAPAN YANG RAPUH,

BUKANLAH RAKYAT YANG DIUTAMAKAN, TAPI GENGSI YANG DIPERJUANGKAN,

DEMI KEUNTUNGAN PRIBADI, DEMI KURSI YANG SELALU DIKEJAR.


TANGAN YANG KALIAN ULURKAN HANYA UNTUK MENEKAN,

SEMENTARA HATI KALIAN KOSONG, HANYA PENUH PERHITUNGAN,

DEMI KEPENTINGAN DIRI, KALIAN ABAIKAN NEGERI,

MENYISAKAN DEBU, DAN MIMPI YANG TERBANG TINGGI.


PEMIMPIN, DI MANA NURANI KALIAN YANG DULU SUCI?

APAKAH KEKUASAAN TELAH MENUTUP MATA HATI YANG SEJATI?

DI BALIK ITU SEMUA, KALIAN HANYALAH BAYANG-BAYANG,

YANG TERLELAP DALAM TIDUR NYENYAK, MEMBIARKAN RAKYAT TERTINDAS TANPA PERLAWANAN.


WAHAI SANG PENGUASA, BERHENTILAH BERPURA-PURA,

SADARLAH BAHWA HIDUP INI TAK HANYA SOAL TAHTA DAN RUPA,

HIDUP INI TENTANG MEMBERI, TENTANG MEMBERI KEADILAN,

BUKAN HANYA UNTUK DIRI SENDIRI, TAPI UNTUK SETIAP JIWA YANG MERINDUKAN KEBAHAGIAAN.


MAKA, JIKA KALIAN INGIN DIKENANG, JANGAN DENGAN NAMA,

TETAPI DENGAN PERBUATAN YANG MENINGGALKAN JEJAK YANG ABADI,

JANGAN BIARKAN POLITIK JADI MEDAN PEPERANGAN,

KARENA DI SANA HANYA ADA AIR MATA DAN KEBOHONGAN YANG TAK PERNAH BERHENTI.


JADILAH PEMIMPIN SEJATI, YANG MENDENGAR SUARA RAKYAT,

YANG MEMAHAMI PENDERITAAN, YANG MAMPU MENGANGKAT DERAJAT,

BUKAN SEKADAR PERMAINAN POLITIK, YANG PENUH DUSTA,

TAPI PERUBAHAN YANG NYATA, YANG DIRASAKAN OLEH SETIAP MANUSIA.

Postingan populer dari blog ini

PUISI : ᴛᴀɴʏᴀ ᴄɪɴᴛᴀ

-
 "ᴛᴀɴʏᴀ ᴄɪɴᴛᴀ" ᴅɪ sᴇʙᴜᴀʜ ᴛᴀᴍᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴛᴇɴᴀɴɢ, ᴅᴜᴀ ʜᴀᴛɪ ʙᴇʀᴛᴇᴍᴜ. sᴇᴏʀᴀɴɢ ᴡᴀɴɪᴛᴀ ᴅᴀɴ sᴇᴏʀᴀɴɢ ᴘʀɪᴀ ᴅᴜᴅᴜᴋ ᴅɪ ʙᴀɴɢᴋᴜ, sᴀʟɪɴɢ ʙᴇʀᴛᴀᴛᴀᴘᴀɴ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴍᴀᴛᴀ ᴘᴇɴᴜʜ ᴛᴀɴᴅᴀ ᴛᴀɴʏᴀ.   ᴡᴀɴɪᴛᴀ:   ᴋᴀᴜ ᴅᴀᴛᴀɴɢ ʙᴇɢɪᴛᴜ sᴀᴊᴀ,   ᴛᴀɴᴘᴀ ᴊᴀɴᴊɪ, ᴛᴀɴᴘᴀ sᴜᴀʀᴀ,   ᴍᴇᴍʙᴀᴡᴀ ʜᴜᴊᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴʏᴇᴊᴜᴋᴋᴀɴ,   ɴᴀᴍᴜɴ, ᴍᴇɴɢᴀᴘᴀ ᴀᴅᴀ ʀᴀsᴀ ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴɢɢᴀɴᴊᴀʟ ᴅɪ ʜᴀᴛɪ?   ᴘʀɪᴀ:  ᴀᴋᴜ ᴅᴀᴛᴀɴɢ, ᴋᴀʀᴇɴᴀ ᴀᴋᴜ ᴛᴀᴋ ʙɪsᴀ ᴘᴇʀɢɪ,   sᴇᴛɪᴀᴘ ʟᴀɴɢᴋᴀʜ ʏᴀɴɢ ᴋᴜᴛᴇᴍᴘᴜʜ,   sᴇʟᴀʟᴜ ᴋᴇᴍʙᴀʟɪ ᴘᴀᴅᴀᴍᴜ.   ᴍᴜɴɢᴋɪɴ ᴀᴋᴜ ʙᴜᴋᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʀʙᴀɪᴋ,   ᴛᴀᴘɪ ʜᴀᴛɪᴋᴜ sᴜᴅᴀʜ ʟᴀᴍᴀ ᴍᴇᴍɪʟɪʜ.   ᴡᴀɴɪᴛᴀ:   ᴛᴀᴘɪ, ᴍᴇɴɢᴀᴘᴀ ᴛᴀᴋ ᴘᴇʀɴᴀʜ ᴋᴜᴋᴀᴛᴀᴋᴀɴ?   ᴀᴅᴀ ᴊᴀʀᴀᴋ ʏᴀɴɢ ᴛᴀᴋ ᴘᴇʀɴᴀʜ ᴋɪᴛᴀ sᴇʟᴀᴍɪ,   ᴀᴅᴀ ᴋᴀᴛᴀ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʀsᴇᴋᴀᴛ ᴅɪ ʙɪʙɪʀ,   ᴍᴇɴɢᴀᴘᴀ ᴋɪᴛᴀ ʜᴀɴʏᴀ ᴅɪᴀᴍ ᴅᴀʟᴀᴍ ᴋᴇʀᴀᴍᴀɪᴀɴ ɪɴɪ?   ᴘʀɪᴀ:  ᴍᴜɴɢᴋɪɴ ᴋᴀʀᴇɴᴀ ᴋɪᴛᴀ ᴛᴀᴋᴜᴛ ᴋᴇʜɪʟᴀɴɢᴀɴ,   ᴛᴀᴋᴜᴛ ᴊɪᴋᴀ ᴋɪᴛᴀ ᴍᴇɴɢᴜɴɢᴋᴀᴘᴋᴀɴ,   ʀᴀsᴀ ɪɴɪ ᴍᴇɴᴊᴀᴅɪ ʙᴇʙᴀɴ,   ᴅᴀɴ ᴋɪᴛᴀ ᴛᴀᴋ ʙɪsᴀ ʟᴀɢɪ ᴋᴇᴍʙᴀʟɪ sᴇᴘᴇ...
Baca selengkapnya

Puisi : Bekas Luka Trauma Karya Reza Fahlevi

-
  Bekas Luka Trauma Karya : Reza Fahlevi Terseok-seok menjalani hari Terjatuh berulang kali Batin penuh dengan luka trauma Namun pada akhirnya Aku masih juga bernapas Aneh rasanya Kulalui setiap fase dengan tenang Namun ada kalanya api di dalam jiwa memercikkan amarah Marah karna aku terus dilanda oleh kegagalan Dan merasa diri tak mampu menghadapi setiap hambatan Begitu aneh kehidupanku Aku pernah menjadi orang yang paling sering berjalan di tengah sejuknya waktu subuh Aku juga pernah menjadi orang yang melantunkan doa sekhidmat mungkin Tapi sekarang nikmat itu terasa sirna Yang kurasa hanya kekosongan Hampa Tak ada apa-apa Memungkinkan segala sesuatu yang tak mungkin terjadi Aku terus berandai Mengandaikan jika diriku menjadi seperti mereka, maka kehidupanku akan berjalan lebih baik Tapi kenyataannya, aku bukanlah mereka Aku adalah diriku sendiri yang linglung setiap saat bencana datang menerpa keteguhan batin Berulang kali kucoba membuka buku suci Buku suci yang berisi tentang p...
Baca selengkapnya

Puisi : Bukan Aku Yang Kau Butuhkan Karya Awan Hitam

-
  Bukan Aku yang Kau Butuhkan Layakkah aku mencintaimu lagi, Setelah semua yang kulakukan melukaimu? Air matamu jatuh karena tanganku, Namun, aku hanya diam membisu. Aku pernah menjadi bagian dari hidupmu, Tapi kini hanya jadi bayang yang kau hindari. Setiap kata maaf terasa sia-sia, Karena luka ini tak mungkin terhapus selamanya. Dulu, kau adalah rumah yang kutinggali, Namun kini aku hanya seorang pengembara, Mencari jalan pulang yang tak lagi ada, Tersesat di lorong kesalahan yang kuciptakan. Setiap malam, aku berbicara pada sepi, Mengulang nama yang dulu menenangkan hati. Tapi aku tahu, kau sudah tak mendengarku, Dan aku hanya pecahan yang tak kau butuhkan. Aku ingin mencintaimu seperti dulu, Namun cinta ini terbungkus oleh rasa bersalah. Aku takut kau melihatku sebagai racun, Yang hanya membawa kehancuran. Kau berhak bahagia tanpa aku, Karena aku tak tahu caranya menjaga. Biarkan aku menanggung semua beban, Agar hatimu tak lagi merasa tertawan. Jika aku memohon untuk satu kesem...
Baca selengkapnya