Puisi : Kepergian Hati Karya Selena
KEPERGIAN HATI
Dalam keheningan malam, air mata jatuh tanpa suara.
Cinta yang dulu cerah, kini hancur berkeping-keping.
Kenangan masih tertinggal dalam bayang-bayang pikiranku.
Cinta yang begitu dalam, kini tertinggal.
Gema tawamu menghantui mimpiku.
Cinta yang begitu murni, terkoyak di jahitannya.
Mawar yang dulu mekar di taman hati kita.
Kini layu dan layu, terkoyak.
Setiap kelopak jatuh seperti air mata dari mataku.
Cinta yang dulu kuat, kini dipenuhi kebohongan.
Rasa sakit karena kehilangan mencengkeram jiwaku erat-erat.
Cinta yang dulu berapi-api, kini meredupkan cahaya.
Aku mencari pelipur lara di kedalaman keputusasaan.
Cinta yang dulu penuh harapan, kini tak dapat diperbaiki.
Gema cinta kita memudar di malam hari.
Cinta yang dulu bersemangat, kini hilang dalam penerbangan.
Aku membisikkan namamu ke bintang-bintang di atas.
Cinta yang dulu ditakdirkan, kini tanpa cinta.
Rasa sakit di hatiku, pengingat yang terus-menerus.
Cinta yang dulu abadi, kini hanya secercah.
Aku merindukan sentuhan tanganmu di tanganku.
Cinta yang dulu tak terpatahkan, kini hanya garis tipis.
Aku berpegang pada kenangan, yang cepat berlalu dan rapuh.
Cinta yang dulu tak terbatas, kini menjadi kisah yang kelam.
Rasa sakit di dadaku, denyut yang terus-menerus.
Cinta yang dulu hidup, kini hilang dalam tongkol jagung.
Aku merindukan hari-hari ketika kita masih utuh.
Cinta yang dulu indah, kini memakan korban.
Namun kini aku harus menghadapi kenyataan pahit.
Cinta yang dulu kuat, kini hilang selamanya.
Di kedalaman cinta, kesedihan berlama-lama di hatiku,
Rasa sakit yang tak pernah berakhir, mencabik-cabikku.
Kenangan tentangmu, seperti hantu dalam pikiranku,
Menghantuiku, menyiksaku, meninggalkanku di belakang.
Gema tawamu, melodi pahit-manis,
Sebuah pengingat tentang apa yang pernah terjadi, sekarang hilang di lautan.
Sentuhanmu, seperti mimpi yang jauh, memudar,
Meninggalkanku sendiri, dalam dinginnya hari.
Aku merindukan kehadiranmu, kehangatanmu di sisiku,
Tapi kau pergi, seperti bayangan di malam hari.
Aku mengembara tanpa tujuan, tersesat di lautan keputusasaan,
Mencari pelipur lara, tetapi tidak menemukannya di sana.
Rasa sakit karena ketidakhadiranmu, teman yang konstan,
Sebuah pengingat diam-diam tentang cinta yang sekarang ditinggalkan.
Aku mencoba untuk terus maju, untuk melepaskan masa lalu,
Tapi kenangan tentangmu, mereka selamanya bselamany
Seperti bekas luka di hatiku, luka yang tidak akan sembuh,
Cinta yang begitu dalam, sulit disembunyikan.
Jadi aku akan melanjutkan, dengan hati yang berat,
Mengetahui bahwa kita selamanya terpisah.
Terima kasih atas luka ini, aku pergi sampai kau tidak menemukan ku lagi
Jakarta 12 Jan 2025