Puisi : Koitus Karya Aip Orlandio
*KOITUS*
Kau bebas pergi ketimbang berpulang palung dan hanya berisik ketidakmampuan. Sebab aku masih penuh gelap dan kalap syahwat dengan segala yang disebut harap. Cumbuku menyesap inci bibir perhatian dan merayu lidah kasih sayang agar hidupku tak dirasa kekurangan. Bungkam mulutku dengan segala yang keras dan kasar sampai hilir tenggorokan tak lagi haus dengan obsesi dan kepedulian. Menarilah di leher kesombonganku yang jenjang dan buat aku mengerang oleh afirmasi yang mendebarkan.
Biar kubawa kau dari masturbasi pikiran kepada ejakulasi afeksi paling nyaman. Dan tersenyumlah melihat aku berlumur berahi atensi dari kau yang maha adiksi. Mandikan aku dengan segala amal manis yang menggebu bukan sekedar mani yang singkat dan bisu!
Aku ingin kaulihat dan kaupuja dengan hebat. Tanpa syarat. Tanpa perlu telanjang bejat.
Namun kita tetaplah kita yang buta ego dan air mata; mana yang harusnya disetubuhi cinta? mana yang harusnya dijejal logika? dan bila sampai di tepi kewalahan akan saling silang; siapa yang lebih dulu melepas keperawanan rasa? siapa yang mengkhianati keperjakaan siapa? namun kita tetaplah kita yang buta cacat dan obsesi harap.
Sumpah pada koitus yang penuh desah itu untuk siapa? karena pada akhirnya kita hanya peduli dengan kenikmatan diri sendiri. Karena pada akhirnya kita hanya memilih masturbasi! Kita tidak sedang bersenggama asa, kita hanya sedang berjimak asu.
//
Jakarta, 09 Desember 2023
— Aip Orlandio