Puisi : Malam Yang Sepi Karya Selena


Di taman senja, di bawah mentari redup,

Ku duduk sendiri, menyapa angin yang berbisik pilu.

Debu-debu menari, layu tak bergairah,

Seperti hatiku yang remuk, tercabik-cabik rasa.

 

Ingatan masa lalu, bak hantu meneror malam,

Menampilkan wajahmu, yang kini telah sirna.

Senyumanmu yang dulu manis, kini bagai duri,

Menoreh luka mendalam, di relung hatiku.

 

Langkah kakimu yang menjauh, menoreh jejak nestapa,

Meninggalkan aku sendiri, dalam lautan duka.

Harapan yang terpendam, layu tak berbunga,

Seperti kelopak mawar, yang terjatuh di tanah yang kering.

 

Aku merangkul kesedihan

Meneteskan air mata, bagai hujan yang tanpa henti.

Di malam yang sunyi, aku berbisik lirih,

"Kapan gerangan, hatiku akan sembuh?"

"Kapan gerangan, hatiku akan pulih?"


Langkahku terhenti, di tengah jalan sunyi

Tak ada lagi tujuan, tak ada lagi mimpi

Rasa hampa menyelimuti, seluruh jiwaku

Menghilangkan semangat, dan menghancurkan asa


Kau pergi, meninggalkan aku dalam kesedihan

Menghancurkan impian, dan menghancurkan harapan

Aku terjebak, dalam lautan kesedihan

Tak tahu harus kemana, dan bagaimana bangkit dari duka ini!! 


Di malam yang sunyi ini, ketika bayangan kelam menari di sekelilingku, aku duduk termenung,hatiku tercabik-cabik oleh luka yang mendalam. 

Engkau yang telah pergi, meninggalkan aku dalam kesunyian yang mencekam, menorehkan luka yamg tak kunjung berhenti

 

Keabadian terasa hampa, tanpa dirimu di sisiku,

Kesenangan berganti pilu, menusuk kalbu.

Aku merindukan sentuhanmu, hangatnya pelukanmu,

Namun, saat ini yang tersisa hanya bayanganmu, yang setia menemaniku di setiap malam ku


~~ (Menangis) ~~


Apakah kau ingat saat kita pertama kali bertemu? 

Senyummu yang menawan membuatku terpesona, tatapanmu yang lembut menyentuh hatiku

Saat itu, aku yakin bahwa kau adalah belahan jiwaku, takdir Tuhan yang telah ditakdirkan untuk bersatu 🥺🥺

Kala itu kita membangun mimpi bersama, menapaki jalan yang sama, berjanji untuk saling setia.


Aku masih terngiang-ngiang ucapanmu saat itu, "Aku mencintaimu," 

kata-kata yang kini terasa begitu kejam, karena kau telah memutuskan untuk meninggalkan aku. 

Aku terhempas ke dasar jurang kesedihan, meratapi nasib yang tak lagi berpihak padaku.

 

Namun, apa yang terjadi??

kini bintang itu telah redup,

Terhalang awan kelabu,

Seperti hatiku yang tertutup duka,

Yang tak kunjung padam,

Hanya menyisakan abu hitam

Dengan rasa hampa yang tak terhingga.

 

Setiap kali aku mencoba bangkit, bayanganmu kembali menghantamku, membuatku terjatuh kembali ke dasar jurang. Aku ingin berteriak sekuat tenaga, ingin meluapkan semua rasa sakit yang terpendam, namun hanya tangisan yang terurai.

 

Seandainya waktu bisa dapat kuputar kembali

Aku ingin kembali ke masa lalu,

Menghentikan langkah kakimu,

Menahanmu di pelukanku,

Agar kita tak terpisah,

Agar aku tak merasakan pilu yang tak ingin kurasakan saat ini


(Tertawa Lirih) 

Namun,semua itu hanya khayalan,

Mimpi indah yang tak tergapai,

Aku harus menerimanya,

Bahwa kau telah pergi,

Meninggalkan luka yang tak kunjung sembuh,

Di hatiku yang remuk redam.


Dan sekarang!! Aku hanya bisa pasrah, menanti waktu yang tepat untuk menyembuhkan luka hatiku.  

Aku hanya bisa berharap, suatu saat nanti aku akan bisa menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya, kebahagiaan yang mampu mengobati luka dan membawa kembali keceriaan dalam hidupku.


Semoga, di suatu hari, kau menemukan bahagiamu

Meskipun tanpa kehadiranku, yang selalu merindukanmu

Aku disini akan selalu mendoakanmu, dari kejauhan

Semoga kau menemukan cinta, yang tulus dan abadi

 

Dan ini pesan terakhirku, untukmu yang pergi

Ingatlah, bahwa aku akan selalu mencintaimu

Meskipun kini, kau telah meninggalkan hidupku selamanya 🥺🥺


Jakarta 24 Januari 2025

Postingan populer dari blog ini

PUISI : ᴛᴀɴʏᴀ ᴄɪɴᴛᴀ

Puisi : Bekas Luka Trauma Karya Reza Fahlevi

Puisi : Bukan Aku Yang Kau Butuhkan Karya Awan Hitam