Puisi : Mengukir Kisah Sendiri Sebagai Seorang Ibu Karya Selena

 Mengukir Kisah Sendiri Sebagai Seorang Ibu
Karya : Selena


Dalam sunyi malam, di bawah cahaya rembulan,

Seorang wanita berdiri, menatap harapan yang samar,

Membawa beban yang tak terlihat,

Cinta yang hilang, dan luka yang mendalam.


Suaminya pergi, tanpa pamit,

Seakan cinta itu hanya ilusi,

Meninggalkan jejak di hati,

Yang kini menjadi kisah kelam.


Anak kecilnya tertidur,

Di pangkuan hangatnya,

Mata bulat penuh tanya,

Tak mengerti mengapa ayahnya pergi.


Setiap malam, dia bercerita,

Tentang bintang dan bulan,

Tentang kekuatan yang tersembunyi,

Dalam diri seorang ibu yang berjuang.


Dia mengikatkan harapan di lehernya,

Seperti kalung yang takkan pudar,

Dengan setiap tawa anaknya,

Dia menemukan alasan untuk terus bertahan.


Langkahnya berat, namun pasti,

Menapaki jalan yang penuh duri,

Satu untuk dirinya, satu untuk anak,

Dia adalah pelindung, sekaligus pahlawan.


Keringatnya menetes di tanah,

Saat dia bekerja, tak kenal lelah,

Mendapatkan remah-remah kehidupan,

Agar anaknya tak merasa kehilangan.


Setiap senyuman anaknya,

Menjadi cahaya dalam gelap,

Setiap pelukan hangat,

Menghapus rasa sakit yang mendalam.


Dia mengajari anaknya berjalan,

Dengan langkah penuh percaya diri,

Menghadapi dunia yang kejam,

Dengan hati yang takkan pernah membeku.


Dalam setiap malam yang sunyi,

Dia mendoakan masa depan,

Agar anaknya tumbuh bahagia,

Walau tanpa sosok ayah di sampingnya.


Dia bukan hanya seorang istri yang hilang,

Tapi seorang ratu dalam kerajaan kecil,

Mengukir cerita mereka sendiri,

Dengan tinta cinta dan harapan.


Dalam pelukan hangatnya,

Ada kekuatan yang tak terduga,

Menghadapi badai dengan senyuman,

Menjaga mimpi yang takkan pernah padam.


Dia adalah bintang yang bersinar,

Di kegelapan malam yang pekat,

Mengajarkan anaknya arti cinta,

Yang takkan pernah pudar oleh waktu.


Dengan setiap langkah yang diambil,

Dia menulis kisah baru,

Tentang keberanian dan keteguhan,

Seorang wanita yang takkan pernah mundur.


Dan ketika waktu berlalu,

Dia akan melihat ke belakang,

Menemukan kebanggaan dalam perjalanan,

Membangun kehidupan dari puing-puing harapan.


Catatan penulis : 

Untuk wanita wanita hebat diluar sana yang membesarkan anaknya sendirian

Postingan populer dari blog ini

PUISI : ᴛᴀɴʏᴀ ᴄɪɴᴛᴀ

Puisi : Bekas Luka Trauma Karya Reza Fahlevi

Puisi : Bukan Aku Yang Kau Butuhkan Karya Awan Hitam