Puisi : Sini Duduk Sebentar Karya Khoirul Trian


gimana capeknya dipecundangi semesta 

hari-hari selalu datar bahkan terjal 

kita nggak pernah minta untuk ada diposisi ini 

tapi semesta mungkin beda pemikiran sama kita 

Tuhan tahu kita kuat makanya jalan cerita kita tidak mudah 


sedikit dibumbui tangis, haru dan tawa 

biar cerita kita enggak monoton 

biar seru waktu diceritain ke anak-anak kita nantinya 

gagal dan jatuh itu hal biasa 

semua orang pernah di posisi itu 

hanya cara kita bangkit aja yang berbeda 

kita pasti pernah gagal mendapatkan apa yang kita mau 

tapi tanpa sadar, perlahan hal itu ternyata tidak terlalu begitu penting buat kita

sekolah, kuliah, bahkan kerja 

Semua orang punya ceritanya masing-masing di sana 


Tinggal gimana cara kita menertawakannya aja 

karena dipikirin malah jadi sakit sendiri 

kita cuma perlu duduk sebentar 

enggak semuanya harus dikejar sekarang, ada waktunya 

waktu untuk berjuang 

waktu untuk berusaha lebih keras lagi 

juga waktu untuk bercanda 


semesta juga butuh lelucon 

jangan terlalu ambisius lah 

nanti begitu semuanya Luruh, kita akan tersedu 

tapi coba selalu pikirkan hal terburuk ya dulu 

biar nanti saat semuanya gagal, kita tidak terlalu sakit 


kan kita udah tahu akhir dari sebuah tujuan hanya ada dua 

pulang atau menang 

kalau semuanya sudah petang, Jangan lupa pulang 

karena menang bukan hanya dari satu jalan 

melainkan banyak caranya, Tinggal gimana kita aja 

siap sakit atau tidak 


udah jangan nangis, semuanya baik-baik aja kok 

kamu hanya butuh duduk sebentar 

ceritain semuanya disini 

siapa tahu cerita kita sama 

jadi kita bisa saling pangku 

biar semuanya tidak begitu luruh 


jangan terus-terusan jadi obat 

luka di bulan Februari aja masih hangat 

baiknya bahagia dulu, biar bisa pura-pura senyum sama semua orang 

kesini duduk sebentar, sepertinya pundakmu rapuh 

Bolehkan aku pinjamkan pundakku sebentar buat kau peluk 


air matamu terlalu banyak 

dia nggak bisa terus mengalir begitu aja 

Sayang, banyak hal indah di depan yang masih butuh tangisan kita 

Tangis Bahagia misalnya 

suatu saat nanti, percaya 

kita bisa kok


Kalianda, 29-02-2020

Postingan populer dari blog ini

PUISI : ᴛᴀɴʏᴀ ᴄɪɴᴛᴀ

Puisi : Bekas Luka Trauma Karya Reza Fahlevi

Puisi : Bukan Aku Yang Kau Butuhkan Karya Awan Hitam