Puisi : Tak Semudah Itu Karya Dy

TAK SEMUDAH ITU.


semenjak pertama kali aku mengenalmu.

aku sebelumnya tak pernah berpikir untuk kembali jatuh cinta.

mengingat masih begitu banyak luka yang aku rasa.

ku pikir kau berbeda,

tak mungkin kau tega mematahkan hati seseorang yang telah banyak trauma.

aku berusaha bangkit dari rasa sakit.

meyakinkan diri untuk menjatuhkan perasaan kepadamu.

segala harapan dan rencana telah ku susun agar kita bahagia.

aku yang sedang butuh sembuh terus berdoa.

semoga kau lah sang penawar dari segala lara di masa trauma.



hari indah itu kita ciptakan berdua penuh warna.

sungguh kepadamu hatiku kembali merasakan cinta itu tumbuh.

kita bercerita tentang masa depan,

menyatukan rasa untuk tujuan kebahagiaan. 



melalui banyak hal bersamamu,

adalah hari dimana aku kembali menemukan senyumku yang telah lama hilang.

hadirmu bak hujan yang turun dengan derasnya.

membasahi hatiku yang di landa kemarau meratapi luka.

aku suka mendengarkan kamu bicara,

bercerita banyak hal tentang harimu.

contohnya,

tentang hari dimana kau kehujanan sore itu.

ketika pulang setelah bekerja seharian.

tentang mimpi-mimpimu yang ingin kau wujudkan.

tentang bagaimana kau lebih menyukai senja di bandingkan pelangi setelah hujan reda.

aku merasa kau telah menjadikanku rumah satu-satunya.

tempat segala keluh kesahmu pulang untuk mengadu.




Hari bersamamu terasa begitu menyenangkan.

sampai aku lupa,

bahwa aku adalah seorang yang belum berdamai dengan lukanya di masa lalu.

namun entah apa yang terjadi padamu kala itu.

kau mulai berbeda bukan lagi sosok yang ku kenal sebelumnya.

Kau mulai terlihat sibuk dengan duniamu.

tak ada lagi cerita yang ku nikmati perihal harimu.

perlakuanmu berubah membuatku semakin lelah dan ingin nenyerah.

entah sengaja atau pura-pura,

aku merasa kau seolah mencari cara untuk memulai masalah.

hari itu dimana kau meluapkan segala amarahmu dengan membara.



Kau melimpahkan segala salah membuatku marah. namun aku tetap saja mengalah atas segala perlakuanmu.

demi memenangkan egomu aku telah meluaskan sabar.

menahan semua hal yang terasa menyakitkan.

sampai akhirnya pisah menjadi jalan yang kau pilih.

Kau anggap itu adalah keputusan terbaik.



Mungkin kau selalu sentosa dengan segala alibi yang kau lontarkan.

memberi tanya dan kau sendiri yang memutuskan sebagai hakim dari permasalahan.

tapi bagiku semua tak semudah itu,

setiap lukanya kini tumbuh meradang melukai perasaanku semakin dalam.

sakitnya ini sungguh menyisakan hancur yang tak bisa ku sembuhkan.



kau mencari kesalahan, memayungkan segala logikamu untuk kau menangkan.

Kau berdaulat atas segala yang kau pikir sebagai kebenaran.

meramu setiap kata, mencari kebenaran dimana kau sendiri yang menjadi tersangka.

selama ini aku cukup mengetahui apa saja yang kau sembunyikan.

kau bermain sandiwara dalam skenario yang kau ciptakan dengan indah.

melabuhkan segala salah padaku untuk menyudahi kisah kita.

sungguh percayaku telah habis kau teguk dalam permainan cintamu yang palsu.

sepertinya waktu telah cukup membuat rasa percayaku hilang dan musnah.

pergi adalah jawaban dari setiap tanya yang kau lontarkan.

maaf ku pikir aku adalah satu-satunya rumah tempat segala pulang.

namun ternyata aku hanya sebatas pelengkap ceritamu di saat kau butuhkan.

sungguh lukanya tak akan semudah itu untuk sembuh.

kini kata pamit adalah yang terbaik untuk kisah kita yang terlalu pahit.

maaf jika bersamaku bahagia tak pernah kau temukan.

percayalah lukanya tak akan semudah itu bisa sembuh.


Terimakasih sudah membuatku sehancur ini.

Sebab,Membersamaimu adalah bunuh diri yang paling di sengaja..


_______

dy

Oktober

2023.

Postingan populer dari blog ini

PUISI : ᴛᴀɴʏᴀ ᴄɪɴᴛᴀ

Puisi : Bekas Luka Trauma Karya Reza Fahlevi

Puisi : Bukan Aku Yang Kau Butuhkan Karya Awan Hitam