Puisi : Cinta Menggenggam Bayangan Dan Doa Karya Selena
Cinta Menggenggam Bayangan dan DoaKarya : Selena
Di bawah cahaya rembulan purnama,
Aku teringat pada kisah kita,
Cinta yang terukir di setiap sudut jiwa,
Namun kini, tinggal bayang-bayang yang melanda.
Kita berjalan di jalan yang berliku,
Mengukir janji di antara dedaunan,
Namun waktu bagaikan angin yang berlalu,
Membawa pergi semua harapan dan impian.
Kau dan aku, dalam kenangan yang terpenjara,
Di balik dinding waktu yang tak bisa kita robek,
Setiap tawa, setiap senyuman, setiap memori yang sudah kita lalui
Kini hanya menjadi luka yang tak terobati.
Kita memang terjebak di masa lalu,
Di antara rindu yang tak kunjung padam,
Menggenggam erat rasa yang tak bisa dipadamkan,
Namun harapan baru datang, meski berat untuk dilepas.
Di hadapan orang tua, kita berdoa,
Memohon restu untuk cinta yang baru,
Namun bayang-bayangmu tak bisa sirna,
Masih membayangi langkahku yang penuh keliru.
Kau adalah puisi yang tak pernah selesai,
Satu bait yang terputus di tengah jalan,
Kini aku menulis kisah baru,
Namun hatiku bergetar mengenang masa lalu yang kelam.
Kekasih yang baru, meski hadir dengan harapan,
Tak bisa menghapus semua kenangan,
Rindu yang terpendam dalam setiap detak jantung,
Masih berbicara dalam sunyi yang menghimpit.
Setiap detik aku berjuang untuk melupakanmu,
Namun cintaku kepadamu tak pernah mudah pergi,
Kau adalah lukisan di kanvas hatiku,
Yang berusaha ku tutupi dengan warna yang baru.
Dalam doaku yang terlantun lembut,
Aku berharap restu dari orang tua kita
Aku berharap, kita bisa merajut kembali masa masa indah yang mungkin saja bersinar,
Namun aku sadar, itu tidak mungkin terjadi,bayanganmu selalu hadir dalam setiap langkahku.
Apakah ini takdir yang harus aku jalani?
Dua cinta dalam satu jiwa yang terbelah?
Mencari jalan keluar dari labirin hati,
Namun setiap belokan mengingatkan pada masa lalu kita.
Saat senja tiba,membawa angin dingin,
Aku merindukan pelukanmu yang hangat,
Kau selamanya menjadi bagian dari perjalanan,
Yang meski kini aku harus melangkah maju dengan berat.
Ku tuliskan puisi ini dalam setiap detakan jantungku
Menggambarkan rasa yang takkan pernah pudar,
Aku dan kamu, memang terjebak di masa lalu yang kelam,
Namun harapan baru tetap menyala dalam gelap.
Dalam bisu malam yang penuh harapan,
Aku menanti restu di antara dua cinta,
Mungkin suatu saat, semua akan terjawab,
Namun untuk saat ini, aku terus berjuang dengan rasa.
Rasa yang hampa, yang selalu kurasakan
Kusadari cinta yang baru saat ini sedang menantiku, meski hati ini tak sepenuhnya pergi,
Dalam setiap tetes air mata yang jatuh,
Aku berharap, suatu hari, semua akan indah kembali.
Catatan penulis :
Puisi ini terinspirasi dari permintaan member hago literasi puisi 04 (Dolphin)
"Kita terjebak dimasa lalu. Tetapi berharap juga sama restu orang tua dari pasangan yang baru"