PUISI : Negeri Para Juara
Negeri Para Juara
~~~~
Selamat datang di negeri para juara,
Tempat di mana pemimpin berlagak dewa,
Janji melimpah, realita punah,
Rakyat disuruh sabar, meski perut sudah parah.
Mereka bilang kita kaya raya,
Tanah subur, tambang di mana-mana,
Tapi kenapa yang makmur segelintir saja?
Sedang yang lain mengais di sisa pesta?
Keadilan di sini bukan soal benar salah,
Tapi soal siapa yang punya kuasa dan modal.
Si kaya tersenyum, si miskin mengeluh,
Si pejabat tertawa, si buruh mengaduh.
Sekolah digembar-gemborkan sebagai solusi,
Tapi masuknya butuh uang sakti.
"Anak bangsa harus pintar dan kritis!"
Tapi kalau protes, malah ditindih.
Kesehatan dijamin katanya,
Asal kau punya uang berjuta-juta.
BPJS lambat, antrean tak karuan,
Tapi kalau pejabat, langsung diselamatkan.
Jalan tol makin banyak katanya prestasi,
Tapi siapa yang bisa bayar tiap hari?
Macet tak kunjung usai,
Rakyat disuruh naik sepeda saja supaya sehat dan damai.
Mereka bilang kerja keraslah, pasti sukses,
Tapi bosmu tetap dapat gaji lebih kompleks.
Buruh dibayar sekadarnya,
Pemilik saham panen laba tanpa kerja.
Hukum tajam ke bawah, tumpul ke atas,
Si miskin dihukum, si kaya bebas.
Koruptor disambut dengan sel mewah,
Maling sendal dihajar sampai berdarah.
Katanya negeri ini demokratis,
Tapi suaramu bisa dibungkam dengan praktis.
Katanya bebas berpendapat dan bersuara,
Tapi kalau berbeda, langsung dicap durjana.
Saat rakyat teriak soal hak asasi,
Pejabat sibuk berbicara toleransi.
Tapi yang intoleran tetap dilindungi,
Sedang korban malah dicurigai sendiri.
Media katanya pilar keempat,
Tapi isinya iklan dan gosip murahan yang pekat.
Berita diatur, kebenaran disaring,
Yang penting sponsor tetap bisa bersaing.
Oh negeri para juara,
Di mana rakyatnya luar biasa tabah.
Sudah diperas, dihina, dibodohi,
Tapi tetap tersenyum dan memilih lagi.
Mungkin kita terlalu baik hati,
Atau sekadar terlalu terbiasa disakiti.
Jadi mari rayakan absurditas ini,
Karena di negeri ini, ironi adalah seni.
𝟷𝟿, ғᴇʙ, 𝟸𝟶𝟸𝟻
𝟷𝟸:𝟷𝟸 ᴡɪʙ
~ᴀʙᴀᴅ.ɪ