Puisi : Pembaca atau sebagai penulis? karya selena

 Pembaca atau sebagai penulis? 
Karya : Selena


Di balik bait-bait yang kau ukir,

Tersembunyi bayang-bayang keangkuhanmu,

Kau anggap dirimu raja dan ratu di antara narasi narasi

Cuih... 


Dengan senyuman lebar, kau terima pujian,

Hadiah yang terus mengalir deras,

Namun, di dalam hatimu,

Adakah kejujuran yang tersisa?

Atau semua ini hanya topeng semu?


Di balik lirik yang kau baca,

Tersimpan ego yang membara,

Mengaku sebagai penguasa kata,

Sementara hening hatimu terabaikan oleh rasa.


Kau bersenandung di atas panggung,

Menari di antara kata-kata orang lain,

Seolah semua ini adalah milikmu,

Padahal, kau hanyalah penunjuk,

Yang tak pernah menciptakan narasi.


Dari kata kata yang kau baca,

Kau bangun istana yang megah,

Tapi adakah dindingnya terbuat dari kejujuran? 

Atau hanya ilusi yang kau ciptakan,

Dalam ruang kosong tanpa makna?


Hahaha..hei tuan nona,. .

Kau terlalu terbang tinggi.. 

Di atas puisi yang tak kau tulis,

Kau merobek langit malam,

Mendengar suara angin,

Tapi siapa yang mendengar jeritan hati?


Dengan angkuh kau menatap langit,

Seakan bintang-bintang adalah milikmu,

Namun kau lupa, di balik sinar,

Ada banyak jiwa yang berjuang dalam gelap, tanpa suara.


Kau anggap dirimu penafsir ulung bukan? 

Melihat jauh di balik kata kata

Namun, lihatlah di cermin,

Apa yang kau lihat,

Hanya bayangan tanpa jiwa.


Hei engkau yang katanya ratu dan raja narasi!!

Kau harus ingat..

Puisi itu adalah jiwa yang tertuang dari hati

Bukan sekedar deretan kata yang terikat,

Jika hatimu tak pernah mendengar,

Apa artinya pujian yang kau terima, oh tuan dan nona? 


Puisi itu adalah sebuah perjalanan,

Bukan sekadar hiasan di dinding,

Setiap kata adalah jejak,

Setiap bait adalah nafas,

Tapi kau, kau hanya pejalan yang tersesat.


Kau suka berkata 

Aku adalah penyair

Aku adalah pembaca yang ulung 

Semua orang menyukaiku saat aku membaca narasi


Hahaha


Hei raja dan ratu narasi

Ingatlah, setiap baitmu adalah klise,

Di mana kejujuran yang kau sembunyikan?

Di mana suara hatimu yang seharusnya berbicara?


Berhentilah sejenak tuan dan nona

Dengarkan suara di dalam dirimu,

Apakah kau merasakan? 

Kekosongan yang menggelayut?

Atau hanya suara gemuruh ego?


Kini, saatnya kau meninjau kembali,

Apa yang kau sebut sebagai karya,

Sebelum terlanjur jauh dalam ilusi,

Marilah kita kembali ke akar, ke kejujuran yang tak terbeli.


Karya bukanlah sekadar pujian,

Melainkan jendela jiwa yang terbuka,

Biarkan setiap kata yang kau tulis,

Menyentuh hati, bukan sekadar angkuh yang terjaga.


Jakarta 20 Januari 2025

Coretan selena 


#sindiran bagi orang orang yang mengaku dirinya paling bisa membaca narasi dan tak menghargai penulis

Postingan populer dari blog ini

PUISI : ᴛᴀɴʏᴀ ᴄɪɴᴛᴀ

Puisi : Bekas Luka Trauma Karya Reza Fahlevi

Puisi : Bukan Aku Yang Kau Butuhkan Karya Awan Hitam